INFO BEASISWA

Monday, July 30, 2007

Mahalnya Harga Diri

Suatu kali seorang badui berniaga di pasar ternak di sebuah kota. Iamembawa serta putranya yang masih muda. Namun, ditengah kekacauan suasanapasar, ia kehilangan jejak anak lelaki itu. Anak itu diculik.Sang ayah menyewa seorang penyeru untuk meneriakkan di jalan-jalan bahwaimbalan sebanyak seribi piaster akan diberikan kepada siapa saja yangmenemukan anak itu. Meskipun si penculik mendengar teriakan penyeru,ketamakan telah membuka perutnya dan ia berharap dapat memperoleh jumlahyang lebih besar lagi. maka ia cuma menunggu dan diam membisu.Pada hari berikutnya, penyeru itu disuruh berteriak-teriak lagi dijalan-jalan. kali ini jumlah yang ditawarkan lima ratus piaster, bukanseribu. si penculik masih menahan diri. Yang membuatnya terkejut, pada hariketiga penyeru itu menawarkan hanya seratus piaster. Ia cepat-cepatmengembalikan anak lelaki itu dan menerima imbalannya. karena penasaran, iabertanya pada ayah anak itu mengapa jumlah uangnya dikurangi dari harikehari.Sang ayah berkata, "pada hari pertama putraku marah dan menolak untukmakan makananmu; iya kan?""Ya," sahut penculik."Pada hari kedua ia mengambil makanan sedikit, dan pada hari terakhir iameminta roti sebanyak yang diinginkannya," kata sang ayah. karena memangbenar demikian, penculik itu tidak menyangkal."Nah," kata sang ayah, "Menurut penilaianku, pada hari pertama ituputraku belum tercemar layaknya emas murni. sebagaimana layaknya priaterhormat, ia tidak mau berbadi roti dengan penculiknya. Untukmendapatkannya kembali dengan harga diri yang belum tercemar, aku siapmembayar seribu piaster. Pada hari kedua- ketika rasa lapar membuatnya lupaakan perilaku layaknya seorang pria terhormat- ia menerima makanan dimejamu, dan aku menawarkan lima ratus piaster untuknya. Tetapi, ketika iasudah bersedia meminta makanan, kedatangannya kembali hanya berharga seratuspiaster untukku."

Hanya peru 2 potong Kulit

Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya.Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan diluar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyatajalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untukmelapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik.Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Merekamengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pendetaBrahmana menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, "Wahai Paduka,mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisijalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukanhanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja."Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kitasebut "Sandal".Renungan:Seringkali kita berharap dapat mengubah seluruh dunia beserta isinya, namunsesungguhnya yang diperlukan hanyalah mengubah diri kita sendiri.

Keputusan yang Baik

Kisah ini terjadi pada Dinasti Wei Utara pada tahun 534-550Pada saat itu tarjadi kekacauan politik dan kehancuran ekonomi yangmenyebabkan Cina mengalami perpecahan.Suatu ketika seorang bangsawan yang kuat bernama Gao Hwan ingin mengujiketrampilan manajemen putranya, maka ia memberikan pada masing-masingputranya beberapa untai tali sutra yang kusut dan terikat, lalu dia memintamereka untuk meluruskan tali-tali itu.Semua putranya dengan berhati-hati mencoba untuk meluruskan benang-benangkusut itu, kecuali seorang putra bernama Gao Yan. Setelah memperhatikansaudara-saudaranya gagal dalam menarik simpul-simpul tali itu, ia mengambilpedangnya dan memotong-motonggulungan-gulungan tali menjadi potongan kecil.Saudara-saudaranya kaget dan keheranan, dan ayahnya bertanya perihalsikapnya yang aneh ini."Sederhana saja," putra yang berani itu menjawab. "Manakah yang lebihpenting, waktu saya atau meluruskan kekacauan ini? Apa imbalannya untukwaktu yang hilang dan kekacauan yang berhasil diluruskan? Apapun yangterlalu rumit untuk dipecahkan dalam jangka waktu yang masuk akal adalahpekerjaan yang sia-sia belaka dan tidak perlu saya perhatikan. Denganmemotong-motong dan membuangnya, dengan sedikit kerugian, saya rasa adalahmetode yang paling efektif dalam menangani masalah semacam ini."sang bangsawan sangat puas dengan tindakan putranya. Setelah beberapa tahun,putra ini menurunkan sang kaisar dari tahtanya dan menobatkan dirinyasendiri.Orang sering memusatkan perhatian untuk pemecahan suatu masalah danmelupakan biaya dari prosedurnya. Sebagai akibatnya, mereka sering membuangwaktu mereka yang berharga untuk mengurus hal-hal sepele hanya untukkeuntungan kecil. Waktu, salah satu komoditi yang paling berharga namun jugayang paling diabaikan, harus selalu diperhitungkan saat menangani sebuahdilema. Siapapun yang menghargainya akan memperoleh yang terbaik darikehidupan.Di sadur dari buku Wisdom's Way Karya Walton C. Lee

Si Doel

Si Doel sudah setahun ini uring-uringan. Sejak lama ia bertekadmencari ilmu tertinggi dalam bidang agama. Selama ini ia mencarijawab, tak satupun guru ngajinya yang memberi jawab memuaskan. Bolakbalik kitab sudah dibacanya, bahkan mencari ke teman agama lainpuntelah dilakukan. Semuanya, bagi si Doel tak lain hanyalah mengulangulang apa yang pernah ia baca dan dengar. Ada sesuatu yang ingin iatanyakan, sulit untuk dikatakan tapi selalu ter-ngiang dalam benaknya.Sore itu, sembari duduk diteras rumah, si Doel menyimak kang Sartayang sedang memasang dinding rumahnya. Kang Sarta sudah lama menjadilangganan bapaknya. Ia rendah hati, pendiam, santun dan sedikitbicara. Sepertinya bila bekerja, larut dalam kesibukannya. Sekilas siDoel teringat pepatah dulu, ilmu padi semakin tinggi semakinmerunduk. Nah', jangan jangan kang Sarta ini orang berlimu, batin siDoel. Tiba tiba timbul ide aneh dibenaknya.'Kang, boleh nanya nggak ? si Doel menghampiri kang Sarta. Tanpamenoleh, sembari menyerut kaso, kang Sarta menjawab, 'nanya apa,den ?. 'Masalah agama, kang' ujar si Doel langsung. 'Walah den, sayanggak tahu soal seperti itu den' kang Sarta menjawab sambil terusmenyerut kaso. Si Doel tidak putus asa, 'saya mau tahu soal Tuhan,kang !. Kang Sarta tersentak, berhenti menyerut.'Den, pernah masang bata nggak ? tanya kan Sarta. Wah', ini dia,batin si Doel. Sambil meraih bangku, duduk dengan baik, Doel menjawabsemangat, 'belum bisa kang..'. 'Den, dipojok sana ada adukan semen,dan bata didalam tong. Coba aja den Doel, pasang bata diruas kedua,setinggi pagar ruas pertama sebelahnya ' kata kang Sarta, sambilmeneruskan pekerjaannya. Jidat si Doel agak berkerut sedikit. Tetapiia ingat mungkin ini syarat untuk mendapat ilmu.Sejam kemudian. 'Sudah selesai, kang' si Doel kembali duduk dibangku,siap menerima turunnya ilmu. 'Teruskan dengan ruas ketiga dankeempat, den' ujar kang Sarta datar. Agak kesal si Doel, tetapimungkin ini masih dalam syarat mendapat ilmu. Dengan malas si Doelmencoba melanjutkan memasang bata.Sore hari, dengan keringat disekujur badan, si Doel menyelesaikanmemasang bata diruas keempat. Kang Sarta, sudah mandi dan mengemasperalatannya. Dengan lemas si Doel kembali duduk, 'sudah selesaikang'. 'Kalau begitu besok, tinggal disemen den. Saya permisi duluden' kang Sarta menunduk pamit sambil berlalu.Tak terperikan emosi si Doel. Kalau tidak mengingat kang Sartalangganan bapaknya tahunan, ingin rasanya mendamprat saat itu. Sambilmembanting pintu, si Doel masuk pergi mandi....Selesai mandi, masih penuh kekesalan, si Doel duduk diteras memandangkerjaannya hari itu. Matahari barat turun menerawang dibalikdedaunan, kemerahan dan kekuningan bias sinarnya. Suasana ini agakmeredakan hati si Doel. Ia melihat kembali dinding pagar yangdikerjakannya. Sekilas ada yang lewat dibenaknya....Bisa jadi inilah ilmu, batin si Doel. Selama ini ia terlampau sibukberbicara kesana kemari dan jarang 'mendengarkan'. Memasang bataadalah melakukan sesuatu. Tadinya dinding itu belum ada, setelahdipasang sekarang menjadi ada. Bisa jadi selama ini ia sibukberbicara tanpa laku. Padahal dari laku sesuatu rencana bisa jaditerwujud. Kalau ia ingin tahu Tuhan, bagaimana mungkin didapat bilahanya sekedar berfikir dan berbicara. Bukankah bila diwujudkan dalamlaku hidup, pertanyaan ini ada jawabnya ?Alhamdulillah.., si Doel mengucap. Inilah ilmu yang ia cari selamaini.Esoknya, saat kang Sarta datang, si Doel menghampiribersalaman. 'Kang, terima kasih banyak atas ilmunya', kata si Doeltulus. Kang Sarta tersenyum asih, 'sudah ketemukan den, jadi nggakperlu nyemen, biar saya aja'. Jarang si Doel melihat kang Sartatersenyum. Hatinya damai hari ini, dan didalam batin si Doel berkata,kang Sarta memang seorang guru yang pernah singgah didalam dirinya.

Friday, July 27, 2007

Kisah Manusia

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi.Beliau berkata kepada sang sapi "Hari ini kuciptakan kau! Sebagaisapi engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawahterik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun."Sang Sapi keberatan "Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun.Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Kukembalikan kepadamu yang 30 tahun"Maka setujulah Tuhan.Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet. "Hai monyet, hiburlahmanusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!" Sang monyet menjawab"What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa?10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padamu"Maka setujulah Tuhan.Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing. "Apa yang harus kau lakukanadalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harusmenggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun!" Sanganjing menolak : "Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun ? Noway.! Kukembalikan 10 tahun padamu".Maka setujulah Tuhan.Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan: "Tugasmuadalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akanmenikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!"Sang manusia keberatan, katanya "Menikmati kehidupan selama 20 tahun?Itu terlalu pendek Tuhan. Let's make a deal. Karena sapimengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun,dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padamu, berikanlah semuanyaitu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun.Setuju ?"Maka setujulah Tuhan.AKIBATNYA..............................Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan (kitamakan, tidur dan bersenang-senang)30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi (kitaharus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita.)10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa denganberperan sebagai monyet yang menghibur.Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu,dan menggonggong kepada orang yang lewat.

Tempayan retak

Tempayan RetakSeorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanyamenyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkantempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak ituselalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mataair ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa airsetengah penuh.Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanyadapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentusaja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya,karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayanretak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannyadan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsiyang seharusnya dapat diberikannya.Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retakitu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri sayasendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.""Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?""Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi airdari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisisaya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menujurumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi,"kata tempayan itu.Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belaskasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok,aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikandan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisijalan. Itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan,ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dankembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air ataskegagalannya.Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikanadanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bungadi sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu?Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dansetiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairibenih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamusebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnyaseindah sekarang."

Kisah Nenek Mulia

Insan Mulia, Pandanglah HambaDahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka.Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, iapergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukansalat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid danmembungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang bercecerandi halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ialewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu.Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahiseluruh tubuhnya.Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjidmemutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika iaingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daunterserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Iamempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya.Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihankepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untukmembersihkannya."Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapaia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu maumenjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkanrahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu."Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yangkecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamatpada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali sayamengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelakjika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itubersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduksaya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cintaRasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati,kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, iajuga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkanamalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadirahmat semua alam selain Rasululloh saw?Di kutip dari buku : "Rindu Rosul - Meraih cinta ilahi melalui syafaat Nabi Saw"hal 31-33Penulis: Jalaluddin Rakhmat,penerbit: Rosda Bandung, .September 2001.

Bola Untuk Anak

Bola untuk Anak25 tahun yang lalu,Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan.Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnyakami ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun walihakim. Dalam tiga puluh menit, prosesi pernikahan kamiselesai. Tanpa sungkem dan tabur melati atau hidanganistimewa dan salam sejahtera dari kerabat. Tapi akumasih sangat bersyukur karena Lukman dan Naila mauhadir menjadi saksi. Umurku sudah menginjak seperempatabad dan Kania di bawahku. Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.22 tahun yang lalu,Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biayamakan keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang akusudah punya momongan. Seorang putri, kunamai iaKamila. Aku berharap ia bisa menjadi perempuansempurna, maksudku kaya akan budi baik hingga diatampak sempurna. Kulitnya masih merah, mungkin karenaia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak dijengukkakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus bisaterima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kaniatak mau menerima kami. Ya sudahlah. Aku tak berhakuntuk memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanyayakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.19 tahun yang lalu,Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senangberlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari mejake kursi lalu dari kursi ke lantai kemudian berteriak"Horeee, Iya bisa terbang". Begitulah dia memanggilnamanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu merekahseperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania takjarang berteriak, "Iya sayaaang," jika sudah terdengarsuara "Prang". Itu artinya, ada yang pecah, bisa vasbunga, gelas, piring, atau meja kaca. Terakhir cerminrias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat dari tempattidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnyaterpental. Dan dia cuma bilang "Kenapa semua kaca dirumah ini selalu pecah, Ma?"18 tahun yang lalu,Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebihawal dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu.Kemarin lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kaniatak membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboyapalagi jadi pemain bola seperti yang seringdiucapkannya. "Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadipemain bola!" tapi aku tidak suka dia menangis terusminta bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Palingtidak aku bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Danseperti yang sudah kuduga, dia bersorak kegiranganwaktu kutunjukkan bola itu. "Horee, Iya jadi pemainbola."17 Tahun yang laluIya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola dijalan. Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut,Bapak kan tidak akan seperti ini. Aku tidak tahubagaimana Kania bisa tidak tahu Iya menyembunyikanbola di tas sekolahnya. Yang aku tahu, hari itu harisabtu dan aku akan menjemputnyanya dari sekolah.Kulihat anakku sedang asyik menendang bola sepanjangjalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengahjalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirkumengalahkan kehati-hatianku dan "Iyaaaa". Sebuah trukpasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnyaberhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, duakakiku sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini.Bayang-bayang kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki,bagaimana aku bekerja sementara pekerjaanku mengantarbarang dari perusahaan ke rumah konsumen. KulihatKania menangis sedih, bibir cuma berkata "Coba kalaukamu tak belikan ia bola!"15 tahun yang lalu,Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uangpesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabunganmenguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluhdan Iya mulai banyak dibentak. Aku hanya bisamembelainya. Dan bilang kalau Mamanya sedang sakitkepala makanya cepat marah. Perabotan rumah yang bisadijual sudah habis. Dan aku tak bisa berkata apa-apawaktu Kania hendak mencari ke luar negeri. Dia inginpenghasilan yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhanKamila. Diizinkan atau tidak diizinkan dia akan tetappergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia memang pergike Malaysia.13 tahun yang lalu,Setahun sejak kepergian Kania, keuangan rumahkusedikit membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itutak terdengar kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uanguntuk Kamila masuk SMP. Anakku memang pintar dialoncat satu tahun di SD-nya. Dengan segalakeprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa melanjutkansekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan pekerjaanyang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku miris,menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuhremaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapikeadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapiaku harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamilahidup tegar.10 tahun yang lalu,Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku.Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalusembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulananhinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya."Biar cantik kalo kere ya kelaut aje." Mungkin itukata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memangsabar dia tidak marah walau tak urung menangis juga."Sabar ya, Nak!" hiburku."Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak diganggu!"pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku maafkanbapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalamhatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas darikerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamusudah semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Diatidak pernah menunjukkan kekecewaannya padaku karenasekolahnya hanya terlambat di bangku SMP.7 tahun yang lalu,Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania,istriku, kembali menemui pikiranku. Sudahbertahun-tahun tak kudengar kabarnya. Aku tak mungkinbohong pada diriku sendiri, jika aku masih menyimpanrindu untuknya. Dan itu pula yang membuat aku takut.Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi TKI keMalaysia. Sulit baginya mencari pekerjaan di sini yangcuma lulusan SMP. Haruskah aku melepasnya karenaalasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagakumulai habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Diaberjanji akan rajin mengirimi aku uang dan menabunguntuk modal. Setelah itu dia akan pulang, menemanikukembali dan membuka usaha kecil-kecilan. Sepertiwaktu lalu, kali ini pun aku tak kuasa untukmenghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilakubaik-baik saja.4 tahun lalu,Kamila tak pernah telat mengirimi aku uang. Hampirtiga tahun dia di sana. Dia bekerja sebagai seorangpelayan di rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidaksuka dengan laki-laki yang disebutnya datuk. Matanyatak pernah siratkan sinar baik. Dia juga dikenal sukaperempuan. Dan nyonya itu adalah istri mudanya yangkeempat. Dia bilang dia sudah ingin pulang. Karenaakhir-akhir ini dia sering diganggu. Lebaran tahun inidia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca darisuratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalumenunggu hingga masa itu tiba. Kamila bilang, akujangan pernah lupa salat dan kalau kondisiku sedangbaik usahakan untuk salat tahajjud. Tak perlumemaksakan untuk puasa sunnah yang pasti setiap bulanRamadhan aku harus berusaha sebisa mungkin untuk kuathingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebihpandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.3 tahun 6 bulan yang lalu,Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisianpemerintahan Malaysia, kabarnya anakku ditahan. Dandia diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuhsuami majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Akumenangis, aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembuttak mungkin membunuh. Lagipula kenapa dia harusmembunuh. Aku meminta bantuan hukum dari Indonesiauntuk menyelamatkan anakku dari maut. Hampir setahunaku gelisah menunggu kasus anakku selesai. Tenagatuaku terkuras dan airmataku habis. Aku hanya bisamemohon agar anakku tidak dihukum mati andai diamemang bersalah.2 tahun 6 bulan yang lalu,Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbuktibersalah. Dan dia harus menjalani hukuman gantungsebagai balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selainmenangis sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergiapakah nasibnya tak akan seburuk ini? Andai aku takbelikan ia bola apakah keadaanku pasti lebih baik? Akukini benar-benar sendiri. Wahai Allah kuatkan aku.Atas permintaan anakku aku dijemput terbang keMalaysia. Anakku ingin aku ada di sisinya disaatterakhirnya. Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanyasembab dan bengkak. Ingin rasanya aku berlari tapi apadaya kakiku tak ada. Aku masuk ke dalam ruanganpertemuan itu, dia berhambur ke arahku, memelukkuerat, seakan tak ingin melepaskan aku."Bapak, Iya Takut!" aku memeluknya lebih erat lagi.Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya."Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?""Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iyatidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dandia jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidaksalah kan, Pak!" Aku perih mendengar itu. Aku ibadengan nasib anakku. Masa mudanya hilang begitu saja.Tapi aku bisa apa, istri keempat lelaki tua itumenuntut agar anakku dihukum mati. Dia kaya dan lelakiitu juga orang terhormat. Aku sudah berusaha untukmemohon keringanan bagi anakku, tapi menemuiku pun iatidak mau. Sia-sia aku tinggal di Malaysia selama enambulan untuk memohon hukuman pada wanita itu.2 tahun yang lalu,Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita ituakan hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jikadia sudah datang dan ada di belakangku. Tapi aku takingin melihatnya. Aku melihat isyarat tangan darihakim di sana. Petugas itu membuka papan yang diinjakanakku. Dan 'blass" Kamilaku kini tergantung. Aku takbisa lagi menangis. Setelah yakin sudah mati, jenazahanakku diturunkan mereka, aku mendengar langkah kakimenuju jenazah anakku. Dia menyibak kain penutupnyadan tersenyum sinis. Aku mendongakkan kepalaku, dandengan mataku yang samar oleh air mata aku melihatgaris wajah yang kukenal."Kania?""Mas Har, kau . !""Kau ... kau bunuh anakmu sendiri, Kania!""Iya? Dia..dia . Iya?" serunya getir menunjuk jenazahanakku."Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bolajika sudah besar.""Tidak ... tidaaak ... " Kania berlari ke arah jenazah anakku.Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit histeris.Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikansecarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu diaditurunkan dari tiang gantungan. Bunyinya "Terimakasih Mama." Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamilasudah tahu wanita itu ibunya.Setahun lalu,Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masihistriku. Yang aku tahu, aku belum pernahmenceraikannya. Terakhir kudengar kabarnya dia matibunuh diri. Dia ingin dikuburkan di samping kuburananakku, Kamila. Kata pembantu yang mengantarkanjenazahnya padaku, dia sering berteriak, "Iyasayaaang, apalagi yang pecah, Nak." Kamu tahu Kania,kali ini yang pecah adalah hatiku. Mungkin orang tuakita memang benar, tak seharusnya kita menikah. Agartak ada kesengsaraan untuk Kamila anak kita. Benarkahbegitu Iya sayang? (TRUE STORY)

Betapa Aku Mencintaimu

SHMILYKakek-nenekku sudah lebih dari setengah abad menikah, namun tetap memainkanpermainan istimewa itu sejak mereka bertemu pertama kali. Tujuan permainanmereka adalah menulis kata "shmily" di tempat yang secara tak terduga akanditemukan oleh orang lain. Mereka bergantian menulis "shmily" di mana saja didalam rumah. Begitu yang lain menemukannya, maka yang menemukan sekali lagimendapat giliran menulis kata itu di tempat tersembunyi. Dengan jari merekamenorehkan "shmily" di dalam wadah gula atau wadah tepung, untuk ditemukan olehsiapapun yang mendapat giliran menyiapkan makanan. Mereka membuatnya denganembun yang menempel pada jendela yang menghadap ke beranda belakang, tempatnenekku selalu menyuguhkan puding warna biru yang hangat, buatannya sendiri."Shmily" dituliskan pada uap yang menempel pada kaca kamar mandi setelahseseorang mandi air panas; kata itu akan muncul berulang-ulang setiap kali adayang selesai mandi. Nenekku bahkan pernah membuka gulungan tissue toilet d!an menulis "shmily" di ujung gulungan tissue itu. "Shmily" bisa muncul di manasaja. Pesan-pesan singkat dengan "shmily" yang ditulis tergesa-gesa bisaditemukan di dasbor atau jok mobil, atau direkatkan pada kemudi. Catatan-catatankecil itu diselipkan ke dalam sepatu atau diletakkan di bawah bantal. "Shmily"digoreskan pada lapisan debu di atas penutup perapian atau pada timbunan abu diperapian. Dirumah kakek-nenekku, kata yang misterius itu merupakan sesuatu yangpenting, sama pentingnya dengan perabotan. Aku memerlukan waktu yang lama sekalisebelum benar-benar bisa memahami dan menghargai permainan kakek-nenekku. Sikapskeptis membuatku tidak percaya bahwa cinta sejati itu ada-cinta yang murni yangmengatasi segala suka dan duka. Meski begitu, aku tak pernah meragukan hubungankakek-nenekku. Mereka sungguh saling mencintai. Dengan cinta yang lebih mendalamdaripada kemesraan yang mereka tunjukkan; cinta adalah cara dan pedoman hidupmereka. Hubungan mereka di dasarkan pa!da pengabdian dan kasih yang tulus, yang tidak semua orang !cukup beruntung untuk mengalaminya. Kakek dan nenek selalu bergandengan tangankapan saja kesempatan memungkinkan. Mereka berciuman sekilas bila bertabrakan didapur mereka yang mungil. Mereka saling menyelesaikan kalimat pasangannya.Setiap hari mereka bersama-sama mengisi teka-teki silang atau permainan acakkata. Nenekku membisikkan kepadaku bahwa kakekku sangat menarik, dan bahwasemakin tua kakek semakin tampan. Menurut nenek, dia tahu "bagaimana membuatkakek bahagia." Sebelum makan mereka selalu menundukkan kepala dan mengucapsyukur dan rakhmat yang mereka terima: keluarga yang bahagia, rejeki yang cukup,dan pasangan mereka. Tetapi, dalam kehidupan kakek-nenekku ada satu sisi kelam:nenekku menderita kanker payudara. Penyakit itu pertama kali diketahui sepuluhtahun sebelumnya. Seperti yang selalu dilakukannya, kakek mendampingi nenekmenjalani setiap tahap pengobatan. Dia menghibur nenek di kamar kuning mereka,yang sengaja dicat dengan warna itu agar nenek selalu di!kelilingi sinar matahari, bahkan ketika dia terlalu sakit untuk keluar rumah.Sekali lagi kanker menyerang tubuh nenek. Dengan bantuan sebatang tongkat dantangan kakekku yang kukuh, mereka tetap pergi ke gereja setiap pagi. Tetapinenekku dengan cepat menjadi lemah sampai, akhirnya, dia tak bisa lagi keluarrumah, Kakek pergi ke gereja sendirian berdoa agar Tuhan menjaga istrinya.Sampai pada suatu hari, apa yang kami takutkan terjadi. Nenek meninggal."Shmily." Kata itu ditulis dengan tinta kuning pada pita-pita merah jambu yangmenghias buket bunga duka untuk nenekku. Setelah para pelayat semakin berkurangdan yang terakhir beranjak pergi, para paman dan bibiku, sepupu-sepupuku, dananggota keluarga lainnya maju mengelilingi nenek untuk terakhir kali. Kakekmelangkah mendekati peti mati nenekku lalu, dengan suara bergetar, dia menyanyiuntuk nenek. Bersama air mata dan kesedihannya, lagu itu dia nyanyikan lagu'ninabobo' dalam alunan suara yang dalam dan parau. Tergetar ole!h kesedihanku sendiri, aku takkan pernah melupakan saat itu!. Karena saat itulah, meskipun aku belum dapat mengukur dalamnya cinta mereka,aku mendapat kehormatan menjadi saksi keindahannya yang abadi.*) S-h-m-i-l-y : See How Much I Love You (Lihat, betapa aku mencintaimu)

Maafkan aku Mengeluh

Maafkan Saya bila Saya MengeluhHari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang gadis cantik dengan rambut pirang.Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan kuharap akupun sama.Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan.Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu.Namun ketika dia lewat, dia tersenyum.Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh.Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku!Aku berhenti untuk membeli bunga lili.Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona.Aku berbicara padanya. Dia tampak begitu gembira.Seandainya aku terlambat, tidaklah apa-apa.Ketika aku pergi, dia berkata, "Terimakasih. Engkau sudah begitu baik.Menyenangkan berbicara dengan orang sepertimu. Lihat saya buta."Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh.Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.Lalu, sementara berjalan,aku melihat seorang anak dengan bola mata biru.Dia berdiri dan melihat teman-temannya bermain.Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya.Aku berhenti sejenak, lalu berkata,"Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, Nak?"Dia memandang ke depan tanpa bersuara,lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar.Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh.Aku punya dua telinga. Dunia ini milikku.Dengan dua kaki untuk membawa aku ke mana aku mau.Dengan dua mata untuk memandang matahari terbenam.Dengan dua telinga untuk mendengar apa yang ingin kudengar.Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh

Ucapkan Terima Kasih

Jangan Bosan Ucapkan "Terima Kasih"Perkawinan yang dipenuhi kebahagiaan sudah tentu menjadi dambaansetiap pasangan pengantin. Tapi apa mau dikata, tidak jarangperkawinan yang awalnya dipenuhi kebahagiaan dan kemesraan harusberakhir dengan perceraian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan,putusnya ikatan tali perkawinan disebabkan tidak adanya lagi rasasaling menghormati.ementara, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Malaysiaterhadap pasangan yang dianggap paling berbahagia, berhasil diungkaprahasia kesuksesan pasangan tersebut dalam mempertahankanperkawinannya. Jika ingin perkawinan berjalan langgeng, ikuti sajalangkah pasangan tersebut.Salah satu cara untuk mempertahankan keharmo-nisan rumah tangga,menurut penelitian tersebut, pasangan senantiasa mendiskusikanbersama apa yang menjadi harapan dan impiannya. Dimulai denganmembicarakan hal-hal umum seperti memilih rumah idaman ataumerencanakan anggaran biaya sekolah anak.Mengapa hal seperti ini begitu penting? Setiap pasangan, bahkan yangpaling berbahagia sekalipun, pasti akan melewati masa-masa sulitketika mereka menemui ketidaksepahaman dalam memecahkan sebuahmasalah. Namun, tetap menjaga komitmen dan tujuan bersama dalampikiran masing-masing sangat membantu keduanya untuk tidak pernahmenyerah mempertahankan keutuhan rumah tangganya.Semakin tinggi frekuensi pasangan melakukan diskusi dan salingberdialog, dapat pula membuat hubungan menjadi lebih akrab. Dengandemikian, akan timbul perasaan dalam diri keduanya sebagai sebuah timyang harus mengegolkan cita-cita, yakni mempertahankan keutuhanperkawinan.Ketika saling menukar cerita, pasangan tidak pernah salingmenjatuhkan. Sebaliknya, ajang komunikasi tersebut dijadikan saranauntuk mengekspresikan rasa setia dan mempertebal komitmen sertamemperkuat cinta mereka sebagai pasangan suami-istri. Jika hal ituterlaksana dengan baik, niscaya masing-masing pihak akan merasakankeuntungan hidup berumah tangga.Penelitian itu pun memperlihatkan bahwa hubungan perkawinan pasanganbahagia tersebut adalah tujuh bagian berdasarkan pertemanan dan tigabagian lainnya merupakan hubungan sebagai pasangan kekasih. Merekamengibaratkan hubungannya sebagai kekasih seperti hidangan pencucimulut. Sementara hubungan sebagai teman diibaratkan sebagai makananutama yang bisa memuaskan perasaan. Sepanjang perkawinan mereka puntak lepas saling memberikan kecupan mesra sambil tak lupamengatakan "aku sayang kamu".Pasangan tersebut menemukan kebahagiaannya dan mencari kepuasandengan cara mengurus keperluan pasangannya. Dengan cara ini, masing-masing pasangan merasa lebih dihargai. Hal yang tampaknya sepele,namun bisa menyenangkan pasangan. Contohnya, saling bergantianmencuci piring, atau menebus obat ketika salah seorang sakit.Para ahli setuju bahwa kemampuan menghadapi konflik dalammempertahankan keinginan masing-masing dengan cara adu argumentasijuga dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang baik. Mengapa? Setiappasangan pada dasarnya memiliki perbedaan. Jika perbedaan ini hanyadipendam di bawah karpet, lama-kelamaan akan meracuni hubungan cintamereka. Oleh sebab itu, setiap pasangan sebaiknya saling melemparpandangan dalam memecahkan masalah atau dalam menghadapiketidaksepakatan, misalnya dalam hal menerapkan disiplin anak.Ketika suami merasa kesal melihat kondisi rumah yang berantakan olehsepeda anak, misalnya, jangan dimasukkan ke hati. Sebaliknya, berikansaja ciuman mesra. Jangan pula menganggap dia sedang mengkritik kita,pikirkan saja dia tengah mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dikantor. Sikap seperti itu akan membuat dirinya menjadi lebih tenang.Jangan bosan mengucapkan "terima kasih" pada hal-hal yang kecilsekalipun, seperti ketika salah satu pasangan membereskan meja makanatau membuang sampah. Terima kasih adalah kalimat yang mempunyaipengaruh begitu besar. Kalimat itu membuat kita merasa lebih dihargaisehingga kita menjadi ingin melakukan lebih pada orang yangmengucapkannya.Salah satu persoalan terbesar dalam perkawinan saat ini adalahkurangnya waktu dalam kebersamaan. Namun, pasangan yang berbahagiatersebut selalu mengatur jadwal mereka untuk dapat meluang waktunyabersama, setidaknya seminggu sekali. Kebersamaan bisa dilakukan dimana saja tanpa pergi ke luar bersama-anak-anak. Lakukan saja dirumah, misalnya dengan cara menonton video bersama istri dan anak-anak.Meluangkan waktu bersama dalam suasana riang gembira sangat pentingbagi perkawinan. Sepenting udara, air, atau makanan yang membuatmanusia bertahan hidup. Perasaan suka cita dalam kebersamaan denganseseorang yang kita anggap sebagai teman bermain akan menyuburkanperasaan cinta.

Kopi Asin

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta. Si gadistampil luar biasa cantik. Banyak lelaki yang mencoba mengejar sigadis. Si pria sebaliknya, tampil biasa saja dan tak ada yang begitumemperhatikannya. Tapi, saat pesta usai, dia memberanikan dirimengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadisagak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, dia mengangguk.Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop. Si pria sangatgugup, tangannya acap bergetar dan dia tak berkata apa pun. Si gadisyang merasakan ketegangan itu, kian tak nyaman. Dia punberkata, "Tidakkah kita lebih baik pulang saja?" Namun, tiba-tibapria itu berkata, untuk pertama kalinya, sambil melambai padapelayan, "Bisa minta garam untuk kopi saya?" Semua orang yangmendengar, memandang dengan aneh ke arah si pria itu. Si pria,jelas, wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garamtersebut ke dalam kopinya, dan dengan tenang, meminumnya.Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya hobi sepertiini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerahpantai dekat laut. Saya suka bermain di laut, saya dapat merasakanair laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini.Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanaksaya: ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya,saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."Begitu kalimat terakhir usai, mata si pria mulai berkaca-kaca, dansi gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria dihadapannya. Si gadis berpikir, bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindukampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, perduli akanrumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis jugamulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauhdi sana, masa kecilnya, dan keluarganya.Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yanghangat, juga menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita merekaberdua. Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukanbahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segalapermintaannya: dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangatperduli.... betul-betul seseorang yang sangat baik. Ah, dia hampirsaja kehilangan seorang lelaki seperti itu. Untung ada kopi asin.Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta, sangputri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagiaselamanya. Dan setiap sang putri membuat kopi untuk sang pangeran,ia selalu membubuhkan garam di dalamnya, bukan gula, karena ia tahubahwa itulah yang disukai suaminya. Setelah 40 tahun, si priameninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat. Dengan gemetar, siistri membaca surat itu:"Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumurhidupku bersamamu adalah dusta belaka. Meski hanya sebuah kebohonganyang aku katakan padamu... tentang kopi asin. Ingat sewaktu kitapertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu. Sebenarnyasaya ingin minta gula, tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagisaya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasatidaknyaman. Jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwahal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Awal keakraban danmata cinta kita. Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini,untuk menjelaskannya padamu, tapi saya terlalu takut. Karena sayatelah berjanji untuk tidak berbohong, sekali pun. Sekarang sayasekarat. Saya tidak takut apa-apa lagi, jadi saya katakan padamuyang sejujurnya: saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh danrasanya sungguh tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumurhidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekali punmenyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimuadalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapathidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi danmemilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itulagi."Air mata si istri betul-betul membuat surat itu menjadi basah.Kemudian hari, bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanyaminum kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "rasanya manis,"dengan senyuman, dan dua titik air mata di pipi.

Jangan pernah Terlambat

Jangan Sampai TerlambatMalam terasa panjang bagi orang yang berjaga, jalan terasa jauh bagiorang yang lelah, waktu terasa semakin lama bagi orang yang sedangmenanti. Itulah waktu.Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang boleh kita nikmati dankita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi waktu juga adalah sesuatu dimana kita harus bertanggung jawab terhadap penggunaannya.Suatu hal yang pasti adalah setiap orang mempunyai waktu yang sama,yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan hidupnya.Pertanyaan kita, berapa waktu yang kita siapkan untuk pasangan hidupkita?Tak akan pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baikuntuk seseorang yang kita sayangi. Tak akan pernah terlalu awal untukmelakukan sesuatu yang membahagiakan untuk pasangan kita. Karena Andadan saya tidak akan pernah tahu seberapa cepat hal tersebut akan jadisesuatu yang terlambat dikatakan dan terlambat untuk melakukannya!Maka, katakanlah hari ini, dan lakukanlah hari ini. Jangan tundasampai besok karena mungkin besok sudah terlambat. DemikianlahRichard De Haan memberi nasihatnya.PenyesalanSeorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangatcemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas,termasuk presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokteryang pandai tersebut.Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat oranglain berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatanberprestasi seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yangmenjulang. Semakin tinggi dan tak terbilang hadiah dan fasilitashidup yang menggiurkan diterimanya.Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi berhari-hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untukmenemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu mukadengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaanini terus berlanjut dari waktu ke waktu.Sampai suatu hari sepulang dari luar negeri menemani dan merawatpejabat tinggi yang sedang sakit, setiba di depan rumahnya, sangdokter melihat tenda terpasang dan kerumunan para kerabat dantetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya: ada apa gerangan dirumahku? Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masukmenguak kerumunan para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanitayang menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannyauntuk bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat danmempertahankan hidup orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yangdiinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggalsetelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampumerawatnya, apalagi memperpanjang masa hidupnya.Maka, tercenunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini,kapan terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapanterakhir kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali akumengucapkan selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lamasekali! Sekarang aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makanbersamanya, sekarang aku ingin tidur bersamanya, tapi sudahterlambat! Tidak ada hari esok lagi untuk melakukannya.Seperti nasihat Rihard De Haan di muka tulisan ini, maka seorangpenulis tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugahperasaan sebagai berikut.Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil dari kebun seorang sahabatdaripada memiliki bunga-bunga pilihan ketika hidupku di dunia harusberakhir.Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan yang disampaikandengan kebaikan kepadaku pada saat aku hidup daripada pujian saatjantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir.Lebih baik kumiliki senyum penuh kasih dari sahabat-sahabat sejatikudaripada air mata di sekeliling peti jenazahku ketika pada dunia inikuucapkan selamat tinggal.Bawakan aku semua bungamu hari ini. Lebih baik kumiliki setangkaiyang mekar saat ini daripada satu truk penuh ketika aku meninggal dandiletakkan di atas pusaraku.Jangan sampai Anda menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkatuntuk dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewadan marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alatuntuk membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami-istri. Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika seringdigunakan. Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertaiperbuatan.Mudah-mudah belum terlambat bagi saya dan pembaca untuk memulaimengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnyadilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup dan diri kita juga.

Tak ada Manusia Sempurna

Never Perfect in the WorldSuatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yangbijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry yang telah tua itu ingin segera turuntakhta.Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur.Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab, serta bijaksana. Ia juga dekatdengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintahkerajaan itu. Tetapi sayangnya ia belum beristeri.Padahal salah satusyarat untuk menjadi raja di kerajaan itu, pangeran harus memilikiisteri.Kesibukan di istana pun dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibukmencarikan wanita yang cocok untuk Pangeran.Tapi, tak satu pun wanita yang dapat membuat Pangeran Arthurjatuh cinta. Selalu saja ada kekurangannya di mata Pangeran Arthur.Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang kekerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana."Selamat pagi Pangeran Arthur!" sapa sang pengembara."Selamat pagi. Siapakah kau?" tanya Pangeran Arthur."Aku pengembara biasa. Namaku Theo.Kudengar, Pangeran sedang bingung memilih calon isteri?" tanya Theo. "Ya, akubingung sekali. Semua wanita yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarikhati. Ada yang cantik, tapi berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuhpendek. Ada yang bertubuh semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca.Aduuh!" keluh Pangeran dengan wajah bingung."Hmm, bagaimana kalau kuajakPangeran berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisamenemukan jalan keluar," ajak Theo sambil memandang wajah Pangeran yang tampakletih."Ooh, baiklah," jawab Pangeran sambil melangkah.Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana.Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Disana mereka berbincang-bincang denganseorang nelayan.Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan Theo kerumahnya."Isteriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeranmenyukainya," ujar si nelayan.Setibanya di rumah nelayan,terciumlah aroma ikanbakar yang sangat lezat. Mereka duduk di teras rumah nelayan itu. Tak lamakemudian keluarlah istri nelayan menghidangkan ikan bakar. Istri nelayan itubertubuh pendek. Ketika sang istri masuk ke dalam,Theo bertanya, "Wahai Nelayan!Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?" Nelayan itu tersenyum lalumenjawab,"Aku mencintainya. Lagipula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia punpandai memasak."Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Selesai makan,mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan.Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Disanamereka menumpang istirahat. Rumah Pak Tani sangat bersih. Tak ada sedikit pundebu. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu keluarlah isteri PakTani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk.Pipinya tembam dan dagunya berlipat-lipat. Setelah Bu Tani pergi ke sawah, Theopun bertanya, "Pak Tani yang baik hati. Mengapa kau memilih isteri yanggemuk?"Pak Tani tersenyum dan menjawab dengan suara bangga, "Ia adalah wanitayang rajin. Lihatlah, rumahku bersih sekali bukan? Setiap hari iamembersihkannya dengan teliti. Lagipula, aku sangat mencintainya."Pangeran danTheo mengangguk-angguk mengerti. Mereka lalu pamit, dan berjalan pulang keIstana.Setibanya di Istana, mereka bertemu seorang pelayan dan isterinya.Pelayan itu amat pendiam, sedangkan isterinya cerewet sekali. TheoKembali bertanya, "Pelayan, mengapa kau mau beristerikan wanita secerewet dia?"Pelayan menjawab sambil merangkul isterinya, "Walau cerewet, dia sangatmemperhatikanku. Dan aku sangat mencintainya".Theo dan Pangeran mengangguk-angguk mengerti.Lalu berjalan dan duduk di tepi kolam istana.Pangeran berkata pada Theo,"Kini aku mengerti.Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon isteriku.Yang penting, aku mencintainya dan hatinya baik."Theo menarik nafas lega. Ia lalu membuka rambutnya yang ternyata palsu. Rambutaslinya ternyata panjang dan keemasan. Ia juga membuka kumis dan jenggot palsunya.Kini di hadapan Pangeran ada seorang puteri yang cantik jelita. Puteriitu berkata,"Pangeran, sebenarnya aku Puteri Rosa dari negeri tetangga. Ibunda Pangeran mengundangku ke sini. Dan menyuruhku melakukan semua hal tadi. Mungkinibundamu ingin menyadarkanmu..."Pangeran sangat terkejut tetapi kemudian berkata,"Akhirnya aku dapatmenemukan wanita yang cocok untuk menjadi isteriku".Mereka berdua akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya.