INFO BEASISWA

Wednesday, August 15, 2007

Anak Anak Gaduh

Ada sepasang kakek nenek yang tinggal berdua di sebuah
rumah, mereka menikmati hari tuanya dengan tentram,
lingkungan mereka sepi tanpa gangguan karena rumah
mereka ada di ujung sebuah jalan yang buntu, tidak ada
kendaraan yang lewat rumah mereka.

Pada suatu hari, sekelompok anak mulai bermain sepak bola
di depan rumah mereka, di atas badan jalan buntu tersebut
Anak anak itu bermain dan berteriak teriak dengan seru,
sangat ribut dan merampas ketentraman yang selama ini
dinikmati sepasang kakek nenek itu.

Besoknya hal itu terulang kembali, demikian juga dengan
lusanya, rupanya anak anak itu kini telah mendapatkan
sebuah 'markas baru' tempat mereka bermain, bercanda,
bersenda gurau, berteriak, bahkan berkelahi.

Tujuh hari lamanya sang kakek nenek terganggu, mereka
berpikir keras mencari upaya agar anak anak itu tidak lagi
bermain di depan rumah mereka.

Pada hari ketujuh, ketika anak anak bermain sepak bola
sambil berteriak teriak dengan gaduh, sang kakek keluar
rumah, lalu ikut berteriak teriak memberikan semangat
kepada anak anak yang sedang bermain itu.

Ketika permainan sepak bola berakhir, sang kakek
menyediakan beberapa botol coca cola untuk anak anak
melepaskan haus.

Tentu saja anak anak kegirangan, mereka kemudian
diberitahu bahwa kakek kesepian dan ingin mengusir
kesepiannya dengan mendengarkan suara gaduh anak anak,
semakin gaduh mereka, semakin senang sang kakek.

Hari hari berikutnya hal yang sama berulang kembali, sang
kakek ikut bercanda, berteriak, bahkan kadang ikut bermain bola
dengan sepasang kakinya yang sudah lemah. kakek selalu menyediakan
coca cola, bahkan kemudian mengeluarkan permen, kue, atau coklat
kalau mereka bisa berteriak dengan keras. semakin gaduh, semakin
banyaklah makanan yang disediakan oleh sang kakek.

Tepat sebulan kemudian, ketika anak anak itu selesai
bermain, mereka tidak lagi disediakan coca cola, apalagi
permen atau coklat. Sang kakek berjanji besok pasti akan
ada coca cola dan coklat, asalkan mereka besok bisa
membuat kegaduhan yang luar biasa.

Besoknya, mereka bermain dengan luar biasa gaduh, tapi
ternyata sang kakek kembali ingkar janji, besok dan
besoknya sang kakek terus mengumbar janji, bahwa akan
ada coca cola dan coklat, bahkan permen, kue, mainan dan
banyak janji lainnya.

Anak anak mencoba bersabar, mereka terus menciptakan
kegaduhan seperti permintaan si kakek, namun sang kakek
terus tidak menepati janjinya.

Akhirnya, hilanglah kesabaran anak anak, mereka kemudian
memindahkan markas mereka ke jalan yang lain,

" Biar si kakek kesepian, biar dia tahu rasa karena
mengingkari janjinya, kita tidak akan lagi memberikan
kegaduhan untuknya, mari kita pindah dan main di tempat lain,
biarkan jalan ini sepi sehingga si kakek kesepian,
biar dia nyaho !! ".

Maka sejak saat itu, sepilah jalan di depan rumah si kakek,
anak anak marah dan tidak mau lagi bermain disitu.

Sejak hari itu, sang kakek nenek kembali bisa menikmati hari
harinya tanpa kegaduhan lagi ・

Konon di markas baru berikutnya, anak anak selalu ribut,
dan para penghuni rumah disana yang jalannya dijadikan markas
selalu memberikan permen dan coklat apabila anak anak bisa
bermain sepak bola dengan tertib, tidak berisik, sebaliknya
permen dan coklat tidak ada apabila mereka ribut sekali.

Konon juga permen dan coklat itu berlangsung bertahun tahun
karena anak anak yang tumbuh besar digantikan anak anak baru
generasi berikutnya yang 'betah' bermain sepak bola dan
berteriak teriak di markas itu, bahkan kemudian anak anak
yang sudah lebih besar ada yang menjadi preman yang
tidak puas dengan permen, tapi rokok.

Syukurlah, sang kakek dan nenek berhasil mengatasi masalahnya
dengan efektif karena metoda yang digunakannya lebih tepat.

Cerita ini sungguh menarik bukan?

Saya beberapa kali menggunakan cerita ini untuk mengelola divisi
kerja saya, saya mengikuti sebuah arus yang kurang umum untuk
mencapai hasil yang berlawanan, misalnya menolak usulan sebuah
rewards program yang diusulkan manager marketing saya.

Saya juga memakai cerita ini ketika saya menolak usulan istri saya
memberikan hadiah kenaikan kelas untuk anak kami secara berlebihan.

Hadiah perlu, tapi kita harus mempertimbangkannya secara matang,
jangan menjadikannya sebuah kebiasaan yang berdampak sebaliknya
pada jangka panjang.

Berilah pujian dari lubuk hati anda, ini akan lebih penting
daripada mengumbar hadiah yang dijadikan sebuah kebiasaan

Anjing Kecil

Anjing Kecil
Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya.
Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu
memanggilnya. Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat
kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang
lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang
sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya", ujarnya dengan sinis.

Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi, lalu dia mendengar seekor sapi
di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini
sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak
berguna bagi keluarga di sini", dengan nada mencemooh.

Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya
memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada
seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayanya kamu memang
benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini."

Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil
menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata
bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah
mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau
si anjing kecil itu adalah mahluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan
kontribusi apapun kepada keluarga itu.

Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat
sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu,
dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi.....

Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh
kesah si anjing kecil itu. "Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada
keluarga disini, sayalah hewan yang paling tidak berguna disini."

Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik
pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali
jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan
kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan."

Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena
perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya,
menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah,
pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa
ria.

Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus kepalanya,
serta berkata : "Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua
jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga
di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya
kasih........."

Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena
memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan,
lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya.....

Dan jangan sombong jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang
lain, karena orang yang tinggi hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati
akan ditinggikan.

Tukang Parkir

Bila Anak Diplomat Jadi Tukang Parkir



Jika Anda melewati Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, mungkin
Anda akan sedikit heran melihat sosok seorang tukang parkir di depan
Kedutaan Besar Bulgaria di seberang kantor Komisi Pemilihan Umum.
Remaja tampan berkulit putih itu asli bule. Gayanya tak beda dengan
tukang parkir Melayu. "Terus, terus!" teriaknya dengan bahasa
Indonesia yang fasih seraya meniup peluit ketika memandu sebuah sedan
hijau yang hendak parkir. Yang lebih menarik, tukang parkir ini adalah
putra kedua Kuasa Usaha Kedutaan Bulgaria di Indonesia. Joss Rosenov
namanya. Usianya baru 13 tahun. Jabatan orangtuanya maupun warna
kulitnya tak membuat Joss sungkan melakukan kerja sebagai tukang
parkir --satu hal yang patut ditiru anak Indonesia. Sambil menunggu
mobil yang keluar-masuk, ia mengelap sejumlah mobil yang diparkir di
depan kantor yang sekaligus kediaman kedua orangtuanya sendiri.

Tak ada yang mencolok pada siswa kelas I SMP di Pakistan Embassy
School itu. Berkaus lengan pendek dan celana panjang krem, kakinya
beralas sandal jepit. Joss
mengaku sudah setahun menjadi tukang parkir. Sebelumnya, dia pernah
menjadi tukang ojek selama sebulan. Namun, dia kesulitan mendapatkan
penumpang. Tak ada yang mengajaknya menjadi tukang parkir. "Saya lihat
orang lain dulu," ujarnya seraya menunjuk tukang parkir di depan
kantor Komisi Pemilihan Umum. Joss berterus terang, ia menjadi tukang
parkir buat cari duit. Uang saku yang diperolehnya
tidak cukup. "Cuma tiga ribu (rupiah), kalau minta lagi tak dikasih,"
katanya.



Joss ingat, mobil yang pertama kali diparkirnya setahun yang lalu
adalah Kijang. "Saya merasa senang," kata dia seraya menambahkan, uang
parkir yang diterima untuk pertama kalinya sebesar seribu rupiah.
Pada awalnya, Joss tidak memberitahukan orangtuanya. Dia baru bilang
setelah dua hari menjadi tukang parkir. "Saya bilang sama Ibu dan
Bapak, saya mau cari uang jadi tukang parkir," ujarnya. Orangtuanya
tidak melarang. Joss juga tak
menghadapi hambatan dari tukang parkir lain. Pada saat liburan
sekolah, kata dia, pekerjaan ini dilakoninya setiap hari dari pagi
sampai malam, kecuali Minggu. Namun hari hari sekolah, pekerjaan itu
dilakukannya sepulang sekolah.


Selain menjadi tukang parkir, Joss juga jadi joki three in one, setiap
pagi dan sore hari. "Paginya saya jadi joki sampai jam 08.00,"
katanya. Dia juga tidak malu pada
teman-teman sekolahnya. "Saya pernah ngajak teman saya markir,"
katanya. Rata-rata penghasilan sebagai joki dan tukang parkir sekitar
Rp 60-70 ribu per hari. "Buat jajan, mau beli ikan louhan dan burung,"
kata dia. Ketika ditanya cita-citanya, Joss menjawab, "Saya ingin jadi
sopir." Dia juga ingin terus tinggal di Jakarta. "Di sini enak, bisa
cari duit sendiri."


Joss lalu kembali ke kursi di depan pos jaga kedutaan, duduk menanti
mobil-mobil yang hendak parkir.

Semangat

Semangat

Wanda baru satu bulan bekerja di bidang pemasaran sebuah perusahaan
kosmetik. Bulan pertama ini ia bekerja dengan penuh semangat. Ia banyak
memberikan masukan baru, ide-ide baru yang, menurut dia, akan membantu
penjualan.

Ia datang paling pagi karena rumahnya jauh dari tempat kerja. Ia sangat
bangga dengan pekerjaannya. Bila orang lain menanyakan di mana ia bekerja,
ia menjawabnya dengan penuh semangat dan kebanggaan.

Anehnya, rekan-rekan kerjanya, Andi dan Tuti, yang sudah bekerja lebih lama
menganggap remeh semangat Wanda ini. Mereka berkata: "Maklum, dia masih
baru, sih." Mereka sudah bekerja dua belas tahun lebih dan ternyata
semangat mereka sudah hampir hilang.

Mereka tidak lagi bekerja dengan menggebu-gebu. Tuti merasa ia tidak perlu
terlalu bersemangat karena toh gajinya tidak akan menjadi dua kali lipat
kalau ia rajin. Untuk apa bekerja mati-matian? Begitu pikirnya.

Lain lagi dengan Linda, ia sering mengajak Wanda berdiskusi. Wanda belajar
banyak dari Linda, demikian juga sebaliknya. Mereka sering berlomba sendiri
untuk menjual lebih banyak, padahal Linda sudah sebelas tahun bekerja. Bisa
dibilang semangat mereka seimbang. Pada saat yang satu agak lemah, maka
yang lain membantunya.

Memang ada orang-orang seperti Andi dan Tuti yang berpikir untuk apa
bekerja keras kalau gajinya sama saja. Mau malas, mau rajin, tidak ada
bedanya.Untuk apa bekerja rajin-rajin, begitu kata mereka.

Mereka tidak lagi memiliki tujuan dalam bekerja. Mereka melihat pekerjaan
sebagai beban, bukan lagi suatu tantangan atau kegiatan yang menyenangkan.
Bagi orang yang menganggap pekerjaan sebagai beban, biasanya ia akan merasa
cepat lelah.

Pada waktu ia bangun tidur, ia sudah merasa lelah untuk berangkat bekerja.
Begitu sampai di kantor ia otomatis ingin beristirahat karena merasa lelah.
Maka, ia lalu baca koran, sarapan, atau melanjutkan tidur. Kemudian apa
lagi? Mungkin ia akan menghabiskan waktu untuk menunggu jam pulang kantor
yang terasa tak kunjung tiba.

Mereka menganggap bahwa perusahaan diuntungkan dan mereka dirugikan kalau
mereka bekerja lebih rajin. Mereka lupa bahwa mereka sendirilah yang rugi
kalau mereka tidak bersemangat.

Gerakan fisik pasti berkurang, belum lagi kemampuan otak yang dihambat
karena dipaksa untuk pasif. Lagi pula, kinerja yang kurang baik bisa
menyebabkan tertutupnya kemungkinan promosi ke jabatan yang lebih tinggi.

Ingat kisah Udin yang tadinya bekerja sebagai pembersih lift di sebuah
gedung perkantoran, kemudian ada orang yang menawarkan pekerjaan sebagai
office boy dengan gaji lebih tinggi. Mengapa ia yang ditawari pekerjaan?
Mengapa bukan temannya yang lain?

Karena Udin tidak menganggap pekerjaannya sebagai beban. Pembersih lift
yang lain tidak mempedulikan para pengguna lift, tapi Udin lain. Ia selalu
membantu menekan tombol untuk membuka pintu lift, atau mengulurkan
tangannya untuk menahan pintu lift tertutup pada saat ada orang yang ke
luar atau masuk lift.

Seandainya ia dulu bekerja malas-malasan, atau kurang bersemangat karena
gaji kecil, pasti dia akan kelihatan loyo dan tidak akan terpilih untuk
ditawari pekerjaan lain.

Lagi pula benarkah anggapan bahwa semangat akan menurun bila sudah lama
bekerja? Justru sebaliknya, Linda membuktikan bahwa ia tetap bersemangat
tinggi meskipun ia sudah lama bekerja. Ia menyenangi pekerjaannya. Ia
menikmati hari-hari kerjanya.

Kesenangannya bekerja terpancar di wajahnya yang selalu bersemangat.
Tingkah lakunya sigap, selalu bersedia membantu orang lain dan tidak pernah
melakukan korupsi waktu selama di tempat kerja. Sama dengan Wanda, ia tidak
pernah terlambat datang ke kantor.

Andi dan Tuti lupa bahwa keadaan hati yang loyo, sikap malas, rasa tidak
puas dan hal-hal lain yang mereka rasakan, akan terpancar di wajah dan
tingkah laku mereka sehari-hari.

Kalau sudah begitu, tentu atasan dapat melihat dan merasakannya. Akhirnya
siapa yang rugi? Tentu diri sendiri bukan? Nah, kalau semangat memang sudah
berkurang, apa yang harus kita lakukan? Mudah sekali.

Pertama, cari kesenangan baru dalam pekerjaan. Misalnya Tuti malas mengetik
proposal, nah ia bisa mulai dengan menetapkan target untuk membuat proposal
lebih cepat.

Atau ia bisa mengubah proposalnya menjadi lebih menarik, lebih jelas, atau
sekadar mencari-cari jenis huruf yang lebih sesuai. Ia akan menemukan
keasyikan baru sehingga mendongkrak semangatnya.

Kedua, anggaplah hambatan sebagai tantangan yang harus dikalahkan. Hambatan
dan tantangan adalah hal yang sama, yang berbeda hanya sudut pandangnya.
Bila dianggap sebagai hambatan, maka langkah kita menjadi lebih berat.

Seperti orang berlomba lari, bila ia melihat batu-batuan sebagai hambatan,
maka ia akan merasa berat. Tapi bila ia melihatnya sebagai tantangan, maka
langkahnya malah lebih panjang, lompatannya akan lebih tinggi karena ia
berfokus pada cara terbaik untuk mengatasinya. Di samping itu ia akan
menemukan kesenangan baru.

Love your job! Enjoy!

Monday, August 6, 2007

Tips memulai hari

Tips Memulai Hari dengan Cerah

Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang
bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari
hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu hari
dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa
sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh
dari pencapaian tujuan.

Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan
kecerahan suasana adalah modal besar untuk
menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana memulai
hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup
kita.

Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai
hari dengan cerah.

1--Mulailah dari malam hari.
Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di
malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang
cerah dimulai dari malam ini. Bila anda
masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok
untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah
sebaik-baiknya.

2--Bangun pagi lebih pagi.
Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari.
Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat
yang tepat untuk menemukan sisi damai
dalam diri anda.

3--Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa
Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja
suasana pagi yang damai ini. Berdoa,sampaikan syukur
atas hidup yang masih diberikan pada kita
dan bersaat teduh.

4--Segarkan tubuh.
Minum air. Hirup aroma tea atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah
keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga
ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah
mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi
semesta hari ini.

5--Dapatkan sarapan secukupnya.
Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah
modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari.
Jangan asal kenyang, namun cukupkan
kebutuhan energi dan gizi.

6--Sapalah orang-orang yang anda jumpai.
Terbarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar
cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang
anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan
terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.

7--Jangan mengeluh
Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan
macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau
apa pun yang terjadi, terimalah semua
itu apa adanya. In everything, give thanks.
Selamat bekerja serta selamat bercerah hari.

Kisah Adolf Hitler

Pada tahun 1899, di Austria, tepatnya di city of
Linz, seorang bernama Gearl Zaitz merasa sangat takut
dan gelisah karena telah beberapa malam belakangan ia
selalu tidur dengan mimpi buruk. Dalam mimpinya, ia
berulang kali melihat pembunuhan, pembantaian dan
banjir darah di mana-mana. Tidak tahan oleh ketakutan
yang mencekam perasaannya dan yang selalu mengganggu
pikirannya, ia mendatangi Alois Muller, seorang
"dukun" yang dikenal bisa meramal dan menjelaskan
makna mimpi. Dengan nada sedih dan suara yang dalam
Muller mengatakan bahwa mimpi itu artinya hidup Zaitz
lah yang sutu saat kelak akan menyebabkan banjir
darah, pembantaian dan terbunuhnya ribuan bahkan
ratusan ribu nyawa manusia.

Perasaan sedih Zaitz tidak lagi tertahankan.
Baginya lebih baik mati dari pada hidup justru
menyebabkan terbunuhnya orang lain. Demikianlah
akhirnya, Zaitz memutuskan bunuh diri dengan jalan
terlentang di lintasan kereta api. "Dari pada aku
menyebabkan terbunuhnya banyak orang, biarlah banyak
orang yang membunuhku," pikirnya. Baru saja ia
merebahkan badannya, alangkah terkejutnya ketika ia
menoleh ke arah datangnya kereta api, seorang bocah
berusia sekitar 10 tahun tengah melakukan hal yang
sama dengan yang ia lakukan. Karena tidak ingin
"menyebabkan" orang terbunuh, maka ketika
kereta telah semakin dekat, buru-buru ia lari dan
menyelamatkan si bocah malang. Kereta api telah lewat
dan si bocah berhasil ia selamatkan. Ada perasaan
tenteram bercampur bahagia yang sulit ia ungkapkan.
Gangguan mimpi buruk itupun lenyap seketika. Kini ia
merasa sangat tenang dan tenteram.

Ia memutuskan untuk membatalkan "acara" bunuh
dirinya dan menganggap bahwa apa yang dikatakan Muller
hanya omong kosong belaka. Berbuat baiklah ternyata
yang mampu menentramkan hatinya. Nyatanya, Zaitz
memang hidup tenang sebagai petani di desa kecil
Lambach tidak jauh dari Linz. Sampai akhirnya hayatnya
ia tidak pernah tahu bahwa anak yang ia selamatkan
itu tidak lain adalah orang yang kelak dikenal dengan
nama Adolf Hitler.

Kisah 2 Pencuri

Pencuri (I): Emmanuel Ninger

Peristiwa ini terjadi di sebuah toko makanan kecil pada tahun 1887.
Seorang pria yang tampak terkemuka berumur lebih kurang 60 tahun
membeli lobak hijau. Dia menyerahkan kepada pelayan selembar uang
dua puluh dolar dan menunggu kembaliannya. Pelayan toko menerima
uang dan mulai memasukkannya ke laci sementara dia mengambil
kembalian. Walau demikian, dia melihat ada tinta pada jarinya, yang
masih basah karena memegang lobak hijau. Dia terkejut dan berhenti
sejenak untuk memikirkan apa yang akan dilakukannya. Setelah sesaat
bergulat dengan masalah itu, dia membuat keputusan. Pembeli itu
adalah Emmanuel Ninger, teman lama, tetangga, dan pelanggan.
Tentunya orang ini tidak akan memberinya uang palsu. Dia pun
memberikan kembalian dan pembeli tersebut pun pergi.

Kemudian, si pelayan toko berpikir kembali karena uang dua puluh
dolar merupakan jumlah yang sangat besar pada tahun 1887. Dia
akhirnya memanggil polisi. Seorang polisi merasa yakin bahwa uang
dua puluh dolar itu asli. Polisi lainnya kebingungan tentang tinta
yang terhapus. Akhirnya, rasa ingin tahu yang diperpadukan dengan
tanggung jawab memaksa mereka untuk meminta surat penggeledahan atas
rumah Ninger. Di rumah tersebut, di loteng, mereka menemukan
fasilitas untuk mencetak uang lembaran dua puluh dolar. Bahkan
mereka menemukan lembaran uang dua puluh dolar yang masih dalam
proses pencetakan. Mereka juga menemukan tiga potret diri yang
dilukis oleh Ninger.

Ninger adalah seorang pelukis, dan pelukis yang ahli. Dia begitu
ahli, sehingga dia melukis lembaran dua puluh dolar dengan tangan!
Dengan teliti, goresan demi goresan, dia menggunakan sentuhan
keahliannya sedemikian cermat sehingga dia bisa membodohi setiap
orang sampai hari itu.

Setelah dia ditangkap, potret dirinya dijual dalam sebuah lelang
umum dan terjual seharga $16.000, berarti lebih dari $5.000 per
lukisan. Ironi dari kisah ini adalah bahwa Emmanuel Ninger
menghabiskan waktu yang tepat sama untuk melukis uang dua puluh
dolar seperti yang dilakukannya untuk melukis potret diri seharga
$5.000.

Ya, orang cemerlang yang berbakat ini menjadi pencuri dalam segenap
arti katanya. Tragisnya, orang yang paling banyak dicurinya adalah
Emmanuel Ninger sendiri. Bukan hanya dia seharusnya menjadi orang
kaya secara sah bila dia memasarkan kemampuannya, tetapi seharusnya
dia bisa membeli begitu banyak kesenangan dan begitu banyak
keuntungan bagi sesamanya. Dia termasuk dalam daftar pencuri yang
tidak ada habis-habisnya mencuri dari dirinya sendiri ketika mereka
berusaha mencuri dari orang lain.

Apakah kita adalah "Emmanuel Ninger" yang lain, yang memanfaatkan
bakat, ketrampilan, dan diri kita hanya untuk menghasilkan $20,
padahal sebenarnya kita bisa menghasilkan $5.000?

-----------------


Pencuri (II): Arthur Barry

Pencuri ini bernama Arthur Barry. Dia adalah seorang pencuri yang
luar biasa dan spesialisasinya adalah mencuri perhiasan. Barry
mendapat reputasi internasional sebagai salah satu pencuri paling
terkemuka sepanjang masa. Dia bukan hanya seorang pencuri perhiasan
yang sukses, dia juga seorang penilai barang seni. Bahkan dia
menjadi orang yang tinggi hati dan tidak bersedia mencuri dari
sembarang orang.

Para "prospek"-nya bukan hanya harus mempunyai uang dan perhiasan
untuk bisa memancingnya berkunjung, tetapi nama mereka juga harus
terdaftar di eselon atas masyarakat. Kurang lebih menjadi lambang
status bila mereka dikunjungi dan dirampok oleh "pencuri ksatria"
ini. Perasaan ini menyebabkan kepolisian sangat malu.

Suatu malam, Barry tertangkap ketika sedang merampok dan ditembak
tiga kali. Dengan peluru bersarang di tubuhnya, pecahan kaca di
matanya, dan menderita rasa sakit yang luar biasa, dia membuat
pernyataan yang tidak terlalu di luar dugaan, "Saya tidak akan
melakukannya lagi."

Tidak lama setelah dipenjara, dia berhasil meloloskan diri, dan
selama tiga tahun berikutnya hidup bebas di luar penjara. Kemudian
seorang wanita yang cemburu melaporkannya dan Barry menjalani
hukuman penjara selama delapan belas tahun. Setelah dibebaskan,
Barry memenuhi janjinya. Dia tidak pernah menjadi pencuri perhiasan
lagi. Bahkan dia menetap di sebuah kota kecil di New England dan
menjalani kehidupan sebagai warga teladan. Warga kota setempat
menghormatinya dan menjadikannya ketua organisasi veteran lokal.

Walau demikian, akhirnya bocor berita bahwa Arthur Barry, pencuri
permata yang terkenal itu, berada di tengah-tengah mereka. Wartawan
dari seluruh negeri berdatangan ke kota kecil itu untuk
mewawancarainya. Mereka mengajukan sejumlah pertanyaan dan akhirnya
seorang wartawan muda mendapatkan inti persoalan ketika dia
mengajukan pertanyaan yang paling dalam, "Pak Barry," dia
bertanya, "Anda mencuri dari banyak orang kaya selama tahun-tahun
kehidupan Anda sebagai pencuri, tetapi saya ingin tahu apakah Anda
masih ingat siapa yang paling banyak Anda curi?"

Tanpa keraguan sedikitpun, Barry menjawab, "Itu mudah. Dengan bakat
dan kepandaian yang saya miliki, seharusnya saya menjadi usahawan
yang sukses, seorang baron di Wall Street, dan warga masyarakat yang
berjasa memberikan banyak sumbangan, tetapi sebaiknya saya memilih
kehidupan sebagai pencuri dan melewatkan dua pertiga masa dewasa
saya di balik terali besi penjara. Ya, orang yang paling banyak saya
curi adalah diri saya sendiri!"

Apakah kita adalah "Arthur Barry" yang lain, yang "salah"
memanfaatkan bakat dan kemampuan kita dan menghabiskan sebagian
besar masa produktif kita dalam "terali besi" yang kita ciptakan
sendiri?

Paradoks Waktu

Paradoks waktu kita saat ini adalah bahwa :

Kita memiliki gedung-gedung
yang lebih tinggi, tetapi semakin rendah ketahanan kita akan amarah.

Kita membangun banyak jalan-jalan yang besar, tapi wawasan kita
semakin sempit.

Kita banyak menghabiskan uang, tapi semakin sedikit apa yang kita
punya.

Banyak membeli, tetapi semakin sedikit yang bisa kita nikmati.

Rumah-rumah kita bertambah besar, akan tetapi keluarga kita
semakin kecil.

Rumah yang semakin nyaman, akan tetapi semakin sedikit
waktu yang kita miliki untuk menikmatinya.

Kita memiliki semakin banyak
gelar, tetapi semakin sempit akal, semakin banyak pengetahuan--tetapi
semakin sedikit penilaian akan yang baik dan salah.

Semakin banyak ahli,akan tetapi semakin banyak pula masalah, semakin
banyak ditemukan obat, tetapi semakin berkurang kesehatan.

Kita terlalu banyak minum, terlalu banyak merokok, ceroboh, terlalu
jarang tertawa, mengemudi terlalu cepat, semakin kerap marah, susah
tidur, bangun dalam keadaan yang terlalu penat, terlalu sedikit
membaca, terlalu banyak menonton televisi, dan angat jarang
berdoa.

Kita telah melipatgandakan keinginan, akan tetapi mengurangi
nilai-nilai diri kita.

Terlalu banyak berbicara, terlalu sedikit mencinta
dan terlalu sering membenci.

Kita telah belajar bagaimana mencari nafkah,
tapi tidak mencari hidup.

Kita telah mampu menambahkan tahun-tahun dalam
kehidupan kita, tetapi gagal membawa kehidupan dalam tahun-tahun
hidup kita.

Kita telah mampu ulang-alik ke Bulan, tapi bermasalah untuk
menyeberang jalan menyapa tetangga kita.

Kita telah menaklukkan ruang angkasa, tapi tidak mampu menaklukkan
diri.

Kita telah melakukan hal-hal yang lebih besar, tetapi gagal
melakukan hal-hal yang lebih baik.

Kita telah membersihkan udara, tetapi jiwa kita penuh polusi.

Kita telah menaklukkan atom, akan tetapi tidak mampu menaklukkan
prasangka buruk.

Kita banyak menulis, tetapi sedikit belajar.

Kita banyak berencana, tetapi sedikit menggapai.

Kita belajar untuk mengejar, tetapi tidak menunggu.

Kita membuat banyak komputer untuk menampung informasi,
untuk menghasilkan lebih banyak penggandaan, tetapi kita semakin
sedikit berkomunikasi.

Inilah zaman-nya makanan cepat saji dan pencernaan yang lambat,
manusia-manusia yang lebih besar fisiknya, tapi kerdil karakternya.

Keuntungan yang menanjak dan relasi yang rapuh.

Inilah masa pendapatan yang berganda tetapi perceraian bertambah.

Rumah-rumah yang semakin elok, tetapi keluarga yang berantakan.
Inilah kalanya perjalanan yang semakin singkat, pakaian sekali
pakai, moralitas yang terbuang, hubungan satu malam, kelebihan berat
badan, dan pil-pil yang dapat melakukan segalanya; membuat gembira,
menenangkan dan sekaligus, membunuh!

Inilah waktunya ketika banyak hal yang dipamerkan dan semakin sedikit
yang disimpan.

Zaman teknologi yang dapat membawa surat ini kepada Anda,
dan waktu yang memberikan pilihan pada Anda untuk membagikan
perenungan ini, atau justru menghapusnya.

Ingatlah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang
yang Anda kasihi, karena mereka tidak akan berada di sisi Anda
selamanya.

Ingatlah untuk berkata-kata yang baik pada orang
yang mengagumi Anda, karena ia suatu saat akan bertambah besar dan
meninggalkan Anda.

Ingatlah untuk memberikan pelukan yang hangat pada
orang di samping Anda, karena itulah hal berharga yang dapat Anda
berikan
dengan sepenuh hati tanpa harus mengeluarkan biaya.

Ingatlah untuk berkata, "Aku menyayangimu" pada pasangan Anda dan
orang-orang yang kamu kasihi dengan tulus. Katakanlah itu dengan
sepenuh hati dan arti. Sebuah kecupan dan pelukan akan mengobati
hati yang luka ketika ia datang dari lubuk hati Anda.

Ingatlah untuk menggenggam tangan dan menikmati saat-saat
bersamanya, karena suatu saat ia tak akan ada bersama Anda lagi.
Berikan waktu Anda untuk mengasihi, mencintai, berikan waktumu untuk
berkata-kata, dan berikan waktu Anda untuk membagikan pikiran-
pikiran yang berharga.

Hidup tidak diukur dengan jumlah hembusan nafas yang kita ambil,
Tetapi hidup diukur oleh saat-saat terakhir hembusan nafas kita

7 Tahun Merubah Segalanya

Perjamuan terakhir (The Last Supper) dilukis oleh Leonardo da
Vinci, seorang seniman dan Ilmuwan Italia, atas pesanan gereja Roma
Katolik pada saat itu. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
lukisan ini adalah tujuh tahun. Lukisan ini menggambarkan 12 rasul
dan Kristus sendiri sebagai pribadi yang hidup. Model pribadi Yesus
dilukis untuk pertama kali, dari semua model dalam lukisan tersebut.
Para ahli meyakini bahwa ini adalah untuk pertama kalinya figur
Yesus dilukis, yang menjadi patokan dari semua lukisan dan figur
Yesus sampai saat ini

Saat da Vinci memulai proyek besar ini, ia mulai membuka pendaftaran
bagi orang yang ingin menjadi model bagi figur Yesus. Ribuan orang
muda mendaftar, dan dengan teliti dan hati-hati da Vinci
mewawancarai setiap orang, dan meneliti karakternya. Syarat utama
seorang figur Yesus adalah, orang tersebut menggambarkan kepribadian
Yesus, wajah yang indah, lembut namun berwibawa, lugu dan inocent,
tanpa ada bekas luka, atau tanda-tanda orang berdosa.

Akhirnya setelah berbulan-bulan pencaharian, seorang muda berusia 19
tahun terpilih, sebagai model yang menggambarkan sang Kristus.
Selama 6 bulan da Vinci bekerja keras untuk mewujudkan karakter
utama dalam lukisan terkenal itu, sang Yesus Kristus. Yang kini
menjadi patokan model dalam semua lukisan Yesus Tuhan.

Setelah meyelesaikan karakter utama, da Vinci melanjutkan
penelitannya terhadap 12 rasul selama 6 tahun, untuk mewujudkannya
dalam gambar. Satu persatu orang-orang terpilih untuk mewakili
secara pas karakter dari 11 rasul yang ada. Sekarang tinggal rasul
terakhir Yudas Iskariot yang tersisa, sebagai akhir dari karya
besarnya. Sebuah karakter yang telah menghianati Tuhannya, dengan
seharga kira-kira 100 ribu dalam rupiah kita.

Berminggu-minggu da Vinci mencari seseorang yang berwajah keras,
culas, munafik, dan penuh kejahatan, yang akan mewakili rasul
terakhir ini, sebagai tafsirannya terhadap karakter Yudas. Sebuah
karakter yang akan mudah mengkhianati teman baiknya.

Setelah mengalami banyak pengalaman yang tidak mengenakan dalam
pencahariannya (karena da Vinci mencari di penjara-penjara, dan
tempat-tempat gelap yang terkenal jahat). Akhirnya datang kabar pada
da Vinci, bahwa ada seseorang yang sesuai dengan spesifikasinya.
Seorang penjahat besar yang ada di penjara Roma, yang akan segera
dihukum mati karena banyak pembunuhan dan kekejian yang dilakukannya.

Dengan pengaruhnya di gereja Roma Katolik, da Vinci berhasil menunda
eksekusi orang tersebut, dan segera ia memulai perjalanannya ke Roma
untuk menjemput orang tersebut. Setibanya di penjara Roma, da Vinci
segera melepaskan orang tersebut, dan membawanya keluar dari gelap
ketempat yang diterangi silaunya matahari.

Da Vinci memperhatikan dengan seksama orang tersebut, seorang yang
sangat cocok dengan karakter yang akan digambarnya. Wajahnya penuh
kejahatan, keculasan, kelicikan dan pengkhianatan. Wajahnya yang
tertunduk ditutupi rambutnya menyembunyikan kemunafikan. Akhirnya
selesailah pencaharian da Vinci.

Dengan ijin khusus dari Kaisar, sang tahanan dibawa ke Milan dengan
penjagaan tentara yang ketat, dimana lukisan itu dibuat. Sang
tahanan duduk didepan da Vinci selama berbulan-bulan, untuk dilukis.
Pada saat-saat terakhir lukisannya hampir selesai, da Vinci
memperhatikan perubahan wajah pada karakter orang tersebut. Rupanya
selama berbulan-bulan duduk diam didepan da Vinci, orang itu
merenung, dan saat tersebut orang itu menangis. Sang model Yudas
menangis menjadi-jadi didepan da Vinci.

Awalnya Da Vinci, kesal dengan yang dilakukan sang model, karena
merusak karakter yang akan digambarkannya menjadi cengeng. Namun da
Vinci kemudian menjadi keheranan akan sikap orang yang seharusnya
penuh dengan kejahatan tersebut. Sebuah karakter yang keras penuh
kejahatan, kenapa melembek seperti itu, tanya da Vinci dalam hati.

Da Vinci bertanya apa sebabnya orang tersebut menangis ? Sambil
tersedu-sedu sang model menjawab;
"Tuan...., saya menangis karena tuan telah lupa kepada saya. Dan
betapa dalamnya saya telah jatuhnya"
Walaupun ia kini menjadi merasa mengenalnya, namun saat itu da Vinci
tidak mengerti maksud orang tersebut.

Setelah orang itu telah menjalankan tugasnya sebagai model, sang
figur Yudas pulang kembali ke Roma untuk menjalankan hukumannya.
Namun peristiwa sang model menjadi begitu berubah menjadi cengeng,
dan ia kini merasa sangat familiar dengan wajah orang tersebut.
Dalam waktu beberapa lama da Vinci terus berusaha mengingat-ingat,
dimanakah ia mengenal orang tersebut, dan siapakah dia ? Da Vinci
baru mengingatnya dan terkejut, saat ia sedang memandang dalam -
dalam dan menikmati maha karya lukisan hasil pekerjaannya.

Da Vinci baru teringat bahwa model Yudas tersebut adalah orang yang
sama, sebagai model pertamanya dan sebagai karakter utama
lukisannya. Yang dilukisnya tujuh tahun yang lalu !

Sunday, August 5, 2007

7 hal..

7 Hal yang Tidak Bisa Kita Ubah Dalam Hidup

Dalam kehidupan ini kita selalu ingin menjadi yang terbaik sehingga
kita lupa batasan apa saja yang dapat kita tembus atau dengan kata
lain sesuatu yang bagai mana sih yang dapat kita ubah dan apa saja
yang tidak dapat kita ubah....

1. Jenis kelamin
Memang ada operasi untuk mengubah kelamin. Tapi tidak bisa mengubah
roh (spirit) orang yang bersangkutan. Terimalah dirimu, apakan
engkau wanita ataupun pria. Act like woman / man!!

2. Orang tua
Tidak ada yang bisa memilih dilahirkan oleh orang tua yang mana. So,
you must respect your parents!! Apakah orang tuamu seorang (maaf...)
pemabuk, penjudi, pelacur sekalipun, you must respect them!! Kalau
tidak, itu akan terjadi dalam kehidupanmu nanti. Your kids won't
respect you, is it terrible?

3. Hari kelahiran
Sudah ditetapkan oleh Tuhan, sebelum dunia dijadikan. Amazing ha?
But it's true. Jangan menyesali, mengapa engkau harus lahir ke dunia
tapi disia-siakan oleh orang yang kau kasihi. Tuhan punya tujuan
untukmu.

4. Bentuk Fisik
Kalau engkau keriting, yah keriting aja. Kalau hidungmu pesek,
terima itu. Saya banyak melihat orang yang mengubah bentuk wajahnya,
apakah itu memancungkan hidung, alis matanya dicukur habis, dll,
jadi kelihatan aneh dan tidak natural.

5. Masa lalu
Ini juga sudah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan melihat ke belakang,
karena itu hanya membuat engkau "frozen" - can not do anything! Look
to the future and see how good it is.

6. Kedudukan dalam keluarga
Apakah engkau anak bungsu, sulung, atau tengah, you can not change
it. Nikmati sajalah.

7. Suku bangsa / ras
Menyesal jadi orang Indonesia yang terus menerus dilanda kesulitan?
Atau menyesal jadi orang Batak yang kalau menikah perlu upacara adat
yang walahhhh mahal dan lama? Atau jadi orang Cina yang suka
ditindas dan diintimidasi? hmmm.....

Nah, sekarang ubah cara berpikirmu. Tuhan sudah menetapkan engkau di
bangsa ini untuk satu tujuan. So, do the best in your job, loyal,
jangan korupsi, itu sudah menolong untuk memperbaiki bangsa kita ini.

Itulah 7 hal yang tidak bisa kita ubah. Kalaupun ada yang kita bisa
ubah, misalnya: bentuk fisik, itu akan membawa kita ke dalam situasi
yang tidak pernah puas. Selalu ingin ubah penampilan terus. Capek
kan? Terimalah dirimu apa adanya, seperti Tuhan menerimamu.

Memang dunia melihat rupa, tapi Tuhan melihat hati. Apa yang kau
lakukan setiap hari itu lebih penting dari penampilanmu. Bukan
berarti kau bisa berpenampilan seenaknya, tidak!! Tapi engkau harus
menerima apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Kulitmu yang hitam
(manis), hidungmu yang kurang mancung, rambut yang lurus, urang
tinggi, dll, dsb deh.

*"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan,
kehormatan dan kehidupan"**

Kisah Beruang Besar

mengapa beruang bertubuh besar??



Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di
tepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan. Sejak pagi ia
berdiri disana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu
juga ikan yang berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya..
hup .. ia dapat menangkap seekor ikan kecil.

Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan, si ikan kecil itu meratap
pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa ?: tanya beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat
celah-celah gigimu," rintih sang ikan.
" Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku
akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan
memakanku untuk memenuhi seleramu." kata ikan.

"Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang
"Mengapa," ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang
telah tergenggam di tangan !" jawab beruang sambil tersenyum mantap.
"Ops !" teriak sang ikan

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita
tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan
yang Tuahn berikan maka kesemapatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini
hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat
kita harus berucap :"Ohhhh... andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu
dulu ..!!!?.
Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup
kita. Disaat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; disaat
sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; di saat jatuh
selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kondisi terburukpun
selalu ada kesempatan untuk meraih kesempatan untuk meraih kembali yang
terbaik untuk hidup kita.

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang
besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi
kempatan yang besar.

Kisah Kadal

This is a true story that happened in Japan.
Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang.

In order to renovate the house, someone in Japan tear open the wall.
Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan
tembok.

Japanese houses normally have a hollow space between the wooden
walls.
Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang
terbuat dari kayu.

When tearing down the walls, he found that there was a lizard
stucked there because a nail from outside hammered into one of its
feet.
Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap
diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku.

He sees this, feels pity and at the same time curious, as when he
checked the nail, it was nailed 10 years ago when the house was
first built.
Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek
paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu
ketika rumah itu pertama kali dibangun.

What happened? The lizard has survived in such position for 10
years!?!!
In a dark wall partition for 10 years without moving,it is
impossible and mind boggling.
Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi
terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun,
tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan
tidak masuk akal.

Then he wondered, how this lizard survived for 10 years without
moving a single step - since its feet was nailed!
Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup
selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat
pada paku itu!

So, he stopped his work and observed the lizard,what has it been
doing and what has it been eating? Later, don't know from where
appears another lizard,with food in its mouth... AHHH!
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal
itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat
bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain
muncul dengan makanan di mulutnya....AHHHH!

He was stunned and touched deeply. For the lizard that was stucked
by nail, another lizard has been feeding it for the past 10
years...*sob*
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal
lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10
tahun.

Such a love, such a beautiful love!!
Such love happened even on this tiny creature. What can love do?
It can do wonders!! Love can do miracles!!
Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah. Cinta dapat terjadi
bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang
dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.

Imagine it has been doing it for a tiredsome 10 yrs, without giving
up hope on its partner. Imagine what a small creature can do that a
creature blessed with the brilliant mind can't.
Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti
memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan
yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

I am touched when I heard this story.
And started wondering the relationship between them:
family, friends, lovers, brothers, sisters......
As the technology advances, our access to information become faster
and faster. But the distance between human beings, was it getting
closer as well?
NEVER ABANDON YOUR LOVED ONES.
Saya tersentuh ketika mendengar cerita ini. Lalu saya mulai berpikir
tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, kekasih,
saudara lelaki, saudara perempuan.....
Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan
informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh apa jarak
diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-
orang
yang kita kasihi. JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG
ANDA KASIHI!!!

Cinta Bicara..

Suatu Ketika, seorang wanita tampak sedih. Wajahnya kusut masai. Air
mukanya letih menahan tangis.
Rupanya, ia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama-
lamanya.

Atas petunjuk orang didesa, ia menemui seorang tua bijak dipinggir
hutan. Mereka berkata, siapa tahu orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan
permasalahan-permasalahannya. Karena rasa cinta kepada sang anak, ia berharap
agar segera dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang
jauh dengan bergegas. Sesampainya disana, ia bertanya, "Guru, apakah Anda
memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?"

Sang bijak tidak berusaha berargumentasi atau mengusir wanita itu karena
permintaan yang tidak masuk akal. Dia cuma bilang, "Carilah bunga merah dari
rumah yang tidak mengenal "kesedihan". Setelah menemukan benda itu, kita
sama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan putramu." Selesai mendengan
itu, wanita tersebut segera berangkat mencari.

Dalam perjalanan, ia tampak bingung. Tak ada satu petunjukpun tentang dimana dan
bagaimana bentuk rumah itu. Hingga, ia tiba didepan rumah mewah. "Mungkin,
penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,"ucap wanita itu dalam hati.
Setelah mengetuk pintu, ia berkata, "saya mencari rumah yang tidak pernah
mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?" Wajah sang wanita masih memperlihatkan
raut merana.

Dari dalam wajah, terlihat wajah yang tak kalah sedih. Pemilik rumah itu
menjawab, "Kamu datang kerumah yang salah." Pemilik rumah itu bercerita tentang
tragedi yang dialami keluarganya . Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi
juga suami dan kedua orangtuanya karena kecelakaan. Sang wanita kecewa.

Namun, ia menjadi larut dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, "Siapa
yang bisa membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?" Dia
memutuskan untuk tinggal disana dan menghibur pemilik rumah itu. Bberapa hari
lamanya, ia bersama wanita pemilik rumah itu, membantu menjalani hidup.

Beberapa minggu berlalu, wanita itupun merasa situan rumah sudah terlihat lebih
baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, kemanapun dia
pergi, selalu menemukan kesedihan.
Akhirnya, ia lagi-lagi terlibat upaya menghibur semua orang yang dikunjunginya.
Hingga, ia pun melupakan misinya. ************

Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam
gendongan. Kedua belah tanggannya sibuk menisik selimut sang bayi. Dalam dadanya
tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.

Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sejumput padi dan
setuang air setelah seharian berterik-terik diladang. Dalam dadanya, tiada
sesuatuselain kegembiraan memberi atas nama cinta.

Karena cinta bukan hanya sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau
kata-kata penuh dayu. Kita belajar apa itu cinta dari apapun yang ada dimuka
bumi. Dari cahaya matahari. Dari sepasang merpati. Dari sujud dan tengadah doa.
Dari apapun!

Pada semua kelahiran yang tersambut dengan cinta, hingga kematian
yang terlarung dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan
cinta. Karena itu, tiada yang pantas kita lakukan selain atas nama cinta kita
yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT. Apapun
keputusan-NYA buat kita. cintalah yang mesti bicara....

Kekuatan Tekad

Kekuatan Tekad

Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu bara
kuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugas
untuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api serta
menghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.

Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu
pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu,
dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami
luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke
rumah sakit daerah yang terdekat.

Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara
mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar
dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu
pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik,
lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.

Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya
untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang
mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu
berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan
pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkan
begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa
akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur
hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.

Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan
lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah,
ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya
terjuntai di sana, lengkap namun mati.

Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat
kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada
kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat
dulu.

Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia
terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong
kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara
segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri
dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan,
menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.

Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang
membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia
mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras
untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia
menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang
pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua
kakinya.

Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan
hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri,
kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri,
dan kemudian untuk berlari.

Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari
demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di
universitas ia membentuk tim lari. Bahkan selanjutnya di Madison
Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidak
pernah dapat berharap untuk bisa berlari.

Pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor
dunia lari untuk jarak 1500 meter.

Thursday, August 2, 2007

KISAH jack..

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala
hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau
terlambat.Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga
lampu merah biasanya menyala cukup lama.


Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning.
Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga
meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang,
haruskah ia berhenti atau terus saja.

"Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,"
pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat
dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya
tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak
lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jack." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?" Tampaknya Bob agak ragu.
Nah, bagus kalau begitu. "Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong."

"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu
melintasi lampu merah di persimpangan ini."
O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti
strategi.

"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati
lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala." Aha,
terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

"Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan
SIMmu."

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan
menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku
tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela.
Jack memandangi wajah Bobdengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela
itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat
tilang.

Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya. Jack mengambil surat
tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa
ini.

Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak
menilangku. Lalu nota ini apa?
Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota
yang berisi tulisan tangan Bob.

"Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak
perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang
ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3
bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.
Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus
berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak
agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi
itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan
agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. Bob"

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun,
Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan
pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap
kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang
lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini
sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

KISAH KATAK KECIL

Pelajaran hidup No. 1
Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil,...yang menggelar lomba lari
Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.

Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan
dan memberi semangat kepada para peserta...

Perlombaan dimulai...

Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa mencapai puncak
menara.
Terdengar suara:
"Oh, jalannya terlalu sulitttt!!
Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak."
atau:
"Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu
tinggi...!!

Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu...
... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara
perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak
"Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!"

Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...
...Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi
dan tinggi... Dia tak akan menyerah!

Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara.
Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras
menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini
bisa melakukannya?

Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang
berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?

Ternyata...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

Kata bijak dari cerita ini adalah:

Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai
kecenderungan negatif ataupun pesimis...

?karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan
menjauhkannya darimu.

Selalu pikirkan kata2 bertuah yang ada.
Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa
mempengaruhi perilakumu!

Karena itu:

Tetaplah selalu....

POSITIVE!

Dan yang terpenting:

Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU
tidak bisa menggapai cita-citamu!
Selalu berpikirlah:
I can do this!

Berikan motivasi kepada teman-temanmu!
Karena teman yang baik adalah teman yang bisa saling
memberi motivasi satu sama lain.

Kekuatan Kata-kata

Mark Twain mengungkapkannya dengan sangat indah ketikamengatakan "Udara sangat dingin, sehingga jikatermometer ini lebih panjang satu inci saja, kita pastiakan mati membeku"Kita memang akan mati beku dalam kata2. Yang menjadipersoalan bukanlah suhu dingin yang ada diluar, tetapi termometer.Yang menjadi persoalan bukanlah realitas, tetapi kata-kata yang anda ucapkanpada diri anda mengenai realitas itu.Saya pernah mendengar cerita yang menarik mengenai seorangpetani di Finlandia. Ketika garis batas antara Finlandia dan Rusiasedang ditentukan, petani itu harus memutuskan apakah dia inginberada di Finlandia atau di Rusia. Setelah memikirkan cukup lama,dia memutuskan untuk berada di Finlandia, tetapi dia tidak ingin melukaiperasaan pejabat Rusia. Pejabat Rusia itu datang kepadanya dan bertanyamengapa dia ingin berada di Finlandia.Petani itu menjawab,"Sudah merupakan kerinduanku sejakdulu untuk tinggal ditanah tumpah darahku Rusia, tetapi pada usiaku yangsudah lanjut seperti ini, aku tidak dapat bertahan menghadapi musim dingin diRusia."Rusia dan Finlandia hanyalah kata-kata, konsep, tetapitidak demikian halnya bagi manusia, tidak bagi manusia yang gila, yangmenganggap kata-kata dan konsep itu sama dengan realitas. Kita hampir tidakpernah melihat realitas.Suatu saat seorang guru berusaha untuk menjelaskan kepadasekelompok orang bagaimana orang2 bereaksi terhadap kata2, menelan kata2,hidup dalam kata2, ketimbang dalam realitas.Salah seorang dari kelompok itu berdiri dan mengajukanprotes, dia berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapat anda bahwakata2 mempunyai efek yang begitu besar terhadap diri kita."Guru itu berkata," Duduklah, ANAK HARAM."Muka orang itu menjadi pucat karena marah dan berkata,"Anda menyebut diri Anda sebagai orang yang sudah mengalami pencerahan,seorang guru, seorang yang bijaksana, tetapi seharusnya Anda malu dengan diriAnda sendiri."Kemudian Guru itu berkata, "Maafkan saya, saya terbawaperasaan. Saya benar2 mohon maaf, itu benar2 di luar kesadaran saya, saya mohonmaaf." Orang itu akhirnya menjadi tenang.Kemudian Guru berkata lagi,"HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATAUNTUK MEMBANGKITKAN KEMARAHAN DALAM DIRIANDA; DAN HANYA DIPERLUKAN BEBERAPA KATA UNTUK MENENANGKANDIRI ANDA, BENAR BUKAN?"

Teladan Harimau

Ikutlah Teladan Harimau

Seorang yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala yang sudahlumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu bagaimana serigala itu dapathidup terus. Lalu ia melihat seekor harimau datang dengan membawakijang hasil buruannya. Harimau itu makan sepuasnya dan meninggalkansisa bagi serigala.

Hari berikutnya Tuhan memberi makan serigala dengan perantaraanharimau yang sama. Orang itu pun mulai mengagumi kebaikan Tuhan yangbegitu besar dan berkata dalam hati, "Aku juga akan menganggur dirumah saja dengan kepercayaan penuh kepada Tuhan, karena Ia akanmencukupi segala kebutuhanku.

"Ia melaksanakan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tidak terjadiapa-apa. Ketika orang yang malang itu sudah hampir mati, terdengarlahSuara, "Hai engkau, orang yang sesat, bukalah matamu terhadapKebenaran! Ikutlah teladan harimau dan berhentilah meniru serigalayang lumpuh!"

Kekuatan Tekad

Kekuatan Tekad
Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu barakuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugasuntuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api sertamenghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itupingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu,dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalamiluka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa kerumah sakit daerah yang terdekat.Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secaramengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengardokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itupasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik,lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnyauntuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yangmencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut ituberlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara denganpelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkanbegitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwaakan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumurhidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akanlumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah,ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanyaterjuntai di sana, lengkap namun mati.Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijatkakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak adakontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuatdulu.Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, iaterkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorongkursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udarasegar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diridari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan,menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yangmembatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, iamulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad kerasuntuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat iamenggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiangpancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan keduakakinya.Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhanhatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri,kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri,dan kemudian untuk berlari.Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlaridemi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian diuniversitas ia membentuk tim lari. Bahkan selanjutnya di MadisonSquare Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidakpernah dapat berharap untuk bisa berlari.Pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekordunia lari untuk jarak 1500 meter.

Mantra Berbahaya

Mantra BerbahayaSeorang guru sedang mengajar di suatu kelas, Pada waktu itusekelompok murid-murid yang masih muda minta kepadanya untukmemberitahukan mantra keramat yang dapat menghidupkan kembali orangyang sudah mati."Apa yang akan kalian buat dengan hal yang begitu berbahaya itu?"tanya sang guru."Tidak untuk apa-apa, sekedar untuk meneguhkan iman kami," jawabmereka."Pengetahuan yang tidak matang itu sangat berbahaya, anak-anakku,"kata orang tua itu."Seperti apakah pengetahuan yang tidak matang itu?", tanya mereka."Kalau pengetahuan itu memberikan kekuasaan kepada seseorang yangbelum mempunyai kebijaksanaan yang harus melambari pemakaiannya."Murid-murid itu terus mendesak, sehingga orang suci itu membisikkanmantra keramat itu ke telinga mereka sambil berkali-kali minta agarmereka menggunakannya dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan.Tidak lama sesudah itu, orang-orang muda itu berjalan-jalan dipadang. Mereka melihat setumpuk tulang yang sudah memutih. Dengansikap sembrono yang biasanya menjadi ciri kelompok, mereka memutuskanuntuk menguji mantra, yang seharusnya hanya digunakan sesudahmeditasi yang lama.Segera sesudah mereka mengucapkan kata-kata keramat itu, tulang-tulang itu langsung ditumbuhi daging dan berubah menjadi serigala-serigala yang kelaparan, yang mengejar mereka dan mencabik- cabiktubuh mereka.

Kita tidak Miskin

Kita Tidak Miskin"Apakah kemiskinan itu, Bu? Anak-anak di taman bilang kita miskin.Benarkah itu, Bu?""Tidak, kita tidak miskin, Aiko""Apakah kemiskinan itu?""Miskin berarti tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan kepadaorang lain.""Oh? Tapi kita memerlukan semua barang yang kita punyai, apakah yangdapat kita berikan?""Kau ingatkah perempuan pedagang keliling yang ke sini minggu lalu?Kita memberinya sebagian dari makanan kita kepadanya. Karena ia tidakmendapat tempat menginap kota, ia kembali ke sini dan kita memberinyatempat tidur.""Kita menjadi bersempit-sempitan""Dan kita sering memberikan sebagian dari sayuran kita kepadakeluarga Watari, bukan?""Ibulah yang memberinya. Hanya saya sendiri yang miskin. Saya takpunya apa-apa untuk saya berikan kepada orang lain.""Oh, kau punya. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan kepadaorang lain. Pikirkanlah hal itu dan kau akan menemukan sesuatu.""Bu! Saya mempunyai sesuatu untuk saya berikan. Saya dapat memberikancerita-cerita saya kepada teman-teman saya. Saya dapat memberikankepada mereka cerita-cerita dongeng yang saya dengar dan baca disekolah. Juga cerita-cerita Alkitab dari Sekolah Minggu.""Tentu! Kau pintar bercerita. Bapakmu juga. Setiap orang senangmendengar cerita.""Saya akan memberikan cerita kepada mereka, sekarang ini juga!"Nampaknya yang perlu ditanyakan bukanlah "Apakah saya punya?", karenakita pasti mempunyai sesuatu. Melainkan "Apakah yang saya punya?"yang bisa diberikan -waktu, perhatian, cerita, tenaga, makanan,tumpangan, uang, ...Pertanyaannya bukanlah "Seberapa saya punya?", karena kekayaan sejatilebih ditentukan oleh "Seberapa saya memberi?"

Doa Katak..

Ketika Bruder Bruno pada suatu malam sedang berdoa ia diganggu olehkoak seekor katak raksasa. Semua usahanya untuk mengabaikan suara itutidak berhasil, maka ia berteriak dari jendela: "Diam! Aku sedangberdoa."Bruder Bruno itu seorang Santo, maka perintahnya segera dipatuhi.Setiap mahkluk hidup manahan suaranya untuk menciptakan suasana diamyang menguntungkan bagi doa.Tetapi kini suara lain mengganggu ibadat sang Bruder, suara daridalam yang berkata: "Mungkin Tuhan sama senangnya dengan koakan kataktadi daripada nyanyian mazmur-mazmur." "Apa yang dapat berkenan padaTuhan dari teriakan katak ?" itu tanggapan Bruno menghina. Tetapisuara mendesak, tidak mau diam: "Mengapa kamu berpikir bahwa Tuhanmenemukan suara ?"Bruno memutuskan mau menemukan apa sebabnya. Ia mengeluarkan tubuhnyadari jendela dan memerintahkan: "Nyanyi!" Katak raksasa mengoakberirama memenuhi alam, diiringi oleh suara main-main katak-katakdisekitarnya. Dan ketika Bruno mendengarkan suara itu dengan penuhperhatian, koakan katak tidak lagi mengganggu, karena ia menemukanbahwa kalau ia berhenti menolak suara-suara itu, nyatanya suara-suaraitu memperkaya keheningan malam. Dengan penemuan itu hati Brunomenjadi selaras dengan alam semesta: untuk pertama kali dalamhidupnya ia mengerti apa itu artinya berdoa.

Mangkuk Susu Narada

Orang bijaksana dari India, Narada, menaruh bakti kepada Dewa Hari.Demikian besar baktinya, hingga pada suatu hari ia tergoda untukberpikir, bahwa di seluruh dunia tidak ada orang yang mencintai Tuhanmelebihi dia.Dewa Hari membaca hatinya dan berkata: "Narada, pergilah ke kota dipinggir Bengawan Gangga, sebab seorang penyembahku diam di sana.Hidup di sampingnya akan baik bagimu."Narada pergi dan bertemu dengan seorang petani, yang pagi bangun,menyebut nama Hari hanya satu kali, lalu mengangkat bajaknya danpergi ke ladangnya, dimana ia berkerja sepanjang hari. Hanya sesaatsebelum tidur di waktu malam ia mengucapkan nama Hari satu kali lagi.Narada berpikir: "Bagaimana si petani ini bisa berbakti kepada Hari ?kulihat dia sepanjang hari sibuk dengan urusan duniawi."Lalu Hari berkata kepada Narada, "Isilah mangkuk dengan susu sampaipenuh limpah dan berjalanlah keliling kota. Lalu datanglah kembalitanpa menumpahkan satu tetespun juga". Narada berbuat apa yangdikatakan."Berapa kali engkau ingat akan daku selama perjalanan kelilingkota ?" tanya Hari."Tidak satu kalipun, Hari", kata Narada. "Bagaimana aku bisa, kalauEngkau menyuruh aku memperhatikan mangkuk berisi susu itu ?"Hari berkata: "Mangkuk itu menguasai pikiranmu hingga engkau lupa akusama sekali. Tetapi lihat petani ini yang meskipun dibebani tugasmenghidupi keluarga ia ingat akan daku dua kali sehari".