INFO BEASISWA

Saturday, September 8, 2007

Hukum Berfikir Positif

Hukum Berpikir Positif


Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat
senimemahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung.
Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan
kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi
teman dan tetangganya. Pygmalion dikenal sebagai orang
yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala
sesuatu dari sudut yang baik.

* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang
mengomel.
Tetapi Pygmalion berkata,
"Untunglah,lapangan yang lain tidak sebecek ini."

* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot
menawar-nawar harga, kawan- kawan Pygmalion berbisik,
"Kikir betul orang itu."
Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu
mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".

* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion
tidak mengumpat. Ia malah merasa iba,
"Kasihan,anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan
makanan yang cukup di rumahnya."

itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu
keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi
baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang
lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik
dibalik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung
wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu
berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,
patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung
itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata,
"Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung,bukan
isterimu."

Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai
manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan
dibelainya.

Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan
menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan
untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu
mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah,
Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang
konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri
Yunani.

Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan
dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir
positif tentang suatu keadaan atau seseorang,
seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka
orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.

* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang
cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.

* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil,
besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh
keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak
Pygmalion.

Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak
fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik
positif maupun negatif.

* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga
kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia
betul-betul menjadi judes.

* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak
jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.

* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup
pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya
kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan
berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau
seseorang.

Bayangkan,bagaimana besar dampaknya bila kita berpola
pikir positif seperti itu. Kita tidak akan
berprasangka buruk tentang orang lain.

Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek
tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat
tentang orang lain.

Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu
ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika
ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas
itu adalah perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi
curiga,
"Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita
mengomel,"Ah, hadiahnya cuma barang murah.

Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita
sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak
bahagia.

Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan
menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur,
"Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat
untuk memberi kepada kita."

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata
yang kita pakai.

* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu
akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram.
Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang,
segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang
berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita
penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang
damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari
segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri.
Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan.
Berpikir baik tentang Tuhan.

Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.
Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya.
Tetangga menjadi akrab.
Pekerjaan menjadi menyenangkan.
Dunia menjadi ramah.
Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah

No comments: