INFO BEASISWA

Thursday, September 6, 2007

Lulus Ujian

Semangat Shyoram Yadav dan tekadnya lulus dengan cara yang bersih bisa
menjadi teladan generasi-generasi di bawahnya. Tangan renta itu
membolak-balik buku. Seorang kakek berumur 68 tahun sedang menghadapi
hari pentingnya. Hari ujian sekolah di distrik Alwar, India. Yang tak
umum, ini adalah upayanya yang ke-35 kalinya mengikuti ujian. Artinya,
sudah tiga puluh lima tahun ia mengikuti ujian sekolah. Tapi, tak pernah
lulus. Adalah Shyoram Yadav, si kakek yang gigih itu. Ia warga desa
Tasing, distrik Alwar, negara bagian Rajasthan. Sebuah daerah yang
jaraknya sekitar 160 km dari New Delhi, ibu kota India. Lelaki ini sudah
mengikuti ujian sejak tahun 1969. Tapi, gagal. Ia mengulang di tahun
berikutnya. Gagal.

Ia ikut lagi. Gagal ... dan, begitulah seterusnya. Begitu pentingnya
makna lulus sekolah, Shyoram menggenggam tekad. Ia bersumpah tetap
membujang sampai lulus ujian. ''Pendidikan itu segala-galanya dalam
hidup ini,'' ujar Shyoram kepada BBC. Lewat ucapannya itu, seolah ia
menjelaskan latar belakang perjuangannya selama tiga dasa warsa lebih.
''Pendidikan itu menguasai dunia: pendidikan adalah yang tertinggi
bahkan di antara saudaramu, masyarakatmu sendiri, dan di mancanegara,''
ungkap warga Distrik Alwar itu. Tak heran bila ia berpendapat begitu.
Angka buta huruf di distrik itu cukup tinggi. Data menunjukkan, sekitar
62,48 persen warga daerah yang sebagian besar penduduknya bekerja di
ladang itu yang melek huruf.

Tersandung
Mengapa perjuangan Shyoram sampai selama itu? Sejauh ini, menurut
pengakuannya, ia selalu gagal pada pelajaran yang berbeda tiap tahunnya.
Saat mengerjakan soal-soal ujian, Shyoram tak mau menerima bantuan siapa
pun. Bahkan, ia pantang menyontek pekerjaan orang lain. Malangnya, bila
Shyoram berupaya memperbaiki satu materi ujian yang gagal di tahun
berikutnya, maka materi ujian yang lain jeblok. Begitu dari tahun ke
tahun.

Sekilas Shyoram Yadav sama seperti warga lainnya. Tampak sederhana dalam
balutan busana tradisional India berwarna khaki. Begitu pulalah pakaian
yang dikenakannya saat berjalan tiga kilometer dari desanya ke SMP
Tasing setiap harinya. Guru-guru di sekolah itu pun terkesan. Wakil
kepala sekolah Devi Sangh Yadav bercerita, ketika pertama kali bertemu
Shyoram pada tahun 1999, ia berpikir lelaki itu penjaga salah seorang
muridnya.

''Pak Shyoram berjalan dengan cepat menuju ruang ujian dan beberapa anak
juga menuju ke sana,'' kenang Yadav. Ia langsung menghentikan langkah
Shyoram dan mengatakan, hanya anak-anak yang boleh masuk, orang tua
tidak boleh. ''Tapi, yang mengejutkan saya Shyoram mengatakan, ia
sendiri peserta ujian,'' tutur wakil kepala sekolah SMP Tasing itu.
Tentu saja Yadav tak bisa langsung percaya. Lelaki ini meminta Shyoram
menunjukkan bukti surat peserta ujian. ''Ketika ia menunjukkan surat
itu, seluruh staf sekolah mengerumuni dan ini menjadi masalah besar yang
kami diskusikan.'' Sejak hari itu, Shyoram menjadi 'pelanggan setia'
ujian di sekolah tersebut. Tahun ini sudah menginjak tahun yang kelima.

Dukungan warga
Seluruh warga desa Tasing mendukung upaya Shyoram. Semua petugas di
dinas pendidikan di Alwar mengenal lelaki tua ini. Sebab, ia selalu
muncul di tempat-tempat ujian di distrik seluas 8.380 km persegi yang
dikenal sebagai produsen gandum itu. Warga desanya berharap, Shyoram
bisa lulus tahun ini. ''Harapannya lulus ujian kelas 10 dan kemudian
menikah, tapi sejauh ini Tuhan belum mengabulkannya,'' kata Hanuman
Goyal, juga dari Tasing. Lelaki ini juga mengikuti ujian yang sama
beberapa tahun yang lalu.

''Upayanya mengikuti ujian 33 atau 34 kali. Mari kita lihat apakah
harapannya terkabul kali ini.'' Shyoram Yadav yang tahun ini, sayangnya,
tidak lagi seperti Shyoram yang mengikuti ujian pertama kalinya. Pada
usia 68 tahun, dia sudah mengalami gangguan pendengaran. Lekhraj, teman
Shyoram yang mengambil ujian serupa pada tahun 1972 memuji dedikasi
kakek ini. ''Ia ingin lulus ujian dengan upayanya sendiri. Dia tidak mau
menerima bantuan dari siapa pun dan dia tak pernah menyontek pekerjaan
orang lain,'' katanya. ''Itulah sebabnya kami menghormati dia.''

No comments: