INFO BEASISWA

Thursday, August 2, 2007

Kekuatan Tekad

Kekuatan Tekad
Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu barakuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugasuntuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api sertamenghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itupingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu,dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalamiluka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa kerumah sakit daerah yang terdekat.Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secaramengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengardokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itupasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik,lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnyauntuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yangmencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut ituberlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara denganpelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkanbegitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwaakan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumurhidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akanlumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah,ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanyaterjuntai di sana, lengkap namun mati.Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijatkakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak adakontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuatdulu.Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, iaterkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorongkursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udarasegar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diridari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan,menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yangmembatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, iamulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad kerasuntuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat iamenggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiangpancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan keduakakinya.Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhanhatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri,kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri,dan kemudian untuk berlari.Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlaridemi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian diuniversitas ia membentuk tim lari. Bahkan selanjutnya di MadisonSquare Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidakpernah dapat berharap untuk bisa berlari.Pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekordunia lari untuk jarak 1500 meter.

No comments: