INFO BEASISWA

Monday, August 6, 2007

Kisah Adolf Hitler

Pada tahun 1899, di Austria, tepatnya di city of
Linz, seorang bernama Gearl Zaitz merasa sangat takut
dan gelisah karena telah beberapa malam belakangan ia
selalu tidur dengan mimpi buruk. Dalam mimpinya, ia
berulang kali melihat pembunuhan, pembantaian dan
banjir darah di mana-mana. Tidak tahan oleh ketakutan
yang mencekam perasaannya dan yang selalu mengganggu
pikirannya, ia mendatangi Alois Muller, seorang
"dukun" yang dikenal bisa meramal dan menjelaskan
makna mimpi. Dengan nada sedih dan suara yang dalam
Muller mengatakan bahwa mimpi itu artinya hidup Zaitz
lah yang sutu saat kelak akan menyebabkan banjir
darah, pembantaian dan terbunuhnya ribuan bahkan
ratusan ribu nyawa manusia.

Perasaan sedih Zaitz tidak lagi tertahankan.
Baginya lebih baik mati dari pada hidup justru
menyebabkan terbunuhnya orang lain. Demikianlah
akhirnya, Zaitz memutuskan bunuh diri dengan jalan
terlentang di lintasan kereta api. "Dari pada aku
menyebabkan terbunuhnya banyak orang, biarlah banyak
orang yang membunuhku," pikirnya. Baru saja ia
merebahkan badannya, alangkah terkejutnya ketika ia
menoleh ke arah datangnya kereta api, seorang bocah
berusia sekitar 10 tahun tengah melakukan hal yang
sama dengan yang ia lakukan. Karena tidak ingin
"menyebabkan" orang terbunuh, maka ketika
kereta telah semakin dekat, buru-buru ia lari dan
menyelamatkan si bocah malang. Kereta api telah lewat
dan si bocah berhasil ia selamatkan. Ada perasaan
tenteram bercampur bahagia yang sulit ia ungkapkan.
Gangguan mimpi buruk itupun lenyap seketika. Kini ia
merasa sangat tenang dan tenteram.

Ia memutuskan untuk membatalkan "acara" bunuh
dirinya dan menganggap bahwa apa yang dikatakan Muller
hanya omong kosong belaka. Berbuat baiklah ternyata
yang mampu menentramkan hatinya. Nyatanya, Zaitz
memang hidup tenang sebagai petani di desa kecil
Lambach tidak jauh dari Linz. Sampai akhirnya hayatnya
ia tidak pernah tahu bahwa anak yang ia selamatkan
itu tidak lain adalah orang yang kelak dikenal dengan
nama Adolf Hitler.

No comments: