INFO BEASISWA

Friday, July 27, 2007

Betapa Aku Mencintaimu

SHMILYKakek-nenekku sudah lebih dari setengah abad menikah, namun tetap memainkanpermainan istimewa itu sejak mereka bertemu pertama kali. Tujuan permainanmereka adalah menulis kata "shmily" di tempat yang secara tak terduga akanditemukan oleh orang lain. Mereka bergantian menulis "shmily" di mana saja didalam rumah. Begitu yang lain menemukannya, maka yang menemukan sekali lagimendapat giliran menulis kata itu di tempat tersembunyi. Dengan jari merekamenorehkan "shmily" di dalam wadah gula atau wadah tepung, untuk ditemukan olehsiapapun yang mendapat giliran menyiapkan makanan. Mereka membuatnya denganembun yang menempel pada jendela yang menghadap ke beranda belakang, tempatnenekku selalu menyuguhkan puding warna biru yang hangat, buatannya sendiri."Shmily" dituliskan pada uap yang menempel pada kaca kamar mandi setelahseseorang mandi air panas; kata itu akan muncul berulang-ulang setiap kali adayang selesai mandi. Nenekku bahkan pernah membuka gulungan tissue toilet d!an menulis "shmily" di ujung gulungan tissue itu. "Shmily" bisa muncul di manasaja. Pesan-pesan singkat dengan "shmily" yang ditulis tergesa-gesa bisaditemukan di dasbor atau jok mobil, atau direkatkan pada kemudi. Catatan-catatankecil itu diselipkan ke dalam sepatu atau diletakkan di bawah bantal. "Shmily"digoreskan pada lapisan debu di atas penutup perapian atau pada timbunan abu diperapian. Dirumah kakek-nenekku, kata yang misterius itu merupakan sesuatu yangpenting, sama pentingnya dengan perabotan. Aku memerlukan waktu yang lama sekalisebelum benar-benar bisa memahami dan menghargai permainan kakek-nenekku. Sikapskeptis membuatku tidak percaya bahwa cinta sejati itu ada-cinta yang murni yangmengatasi segala suka dan duka. Meski begitu, aku tak pernah meragukan hubungankakek-nenekku. Mereka sungguh saling mencintai. Dengan cinta yang lebih mendalamdaripada kemesraan yang mereka tunjukkan; cinta adalah cara dan pedoman hidupmereka. Hubungan mereka di dasarkan pa!da pengabdian dan kasih yang tulus, yang tidak semua orang !cukup beruntung untuk mengalaminya. Kakek dan nenek selalu bergandengan tangankapan saja kesempatan memungkinkan. Mereka berciuman sekilas bila bertabrakan didapur mereka yang mungil. Mereka saling menyelesaikan kalimat pasangannya.Setiap hari mereka bersama-sama mengisi teka-teki silang atau permainan acakkata. Nenekku membisikkan kepadaku bahwa kakekku sangat menarik, dan bahwasemakin tua kakek semakin tampan. Menurut nenek, dia tahu "bagaimana membuatkakek bahagia." Sebelum makan mereka selalu menundukkan kepala dan mengucapsyukur dan rakhmat yang mereka terima: keluarga yang bahagia, rejeki yang cukup,dan pasangan mereka. Tetapi, dalam kehidupan kakek-nenekku ada satu sisi kelam:nenekku menderita kanker payudara. Penyakit itu pertama kali diketahui sepuluhtahun sebelumnya. Seperti yang selalu dilakukannya, kakek mendampingi nenekmenjalani setiap tahap pengobatan. Dia menghibur nenek di kamar kuning mereka,yang sengaja dicat dengan warna itu agar nenek selalu di!kelilingi sinar matahari, bahkan ketika dia terlalu sakit untuk keluar rumah.Sekali lagi kanker menyerang tubuh nenek. Dengan bantuan sebatang tongkat dantangan kakekku yang kukuh, mereka tetap pergi ke gereja setiap pagi. Tetapinenekku dengan cepat menjadi lemah sampai, akhirnya, dia tak bisa lagi keluarrumah, Kakek pergi ke gereja sendirian berdoa agar Tuhan menjaga istrinya.Sampai pada suatu hari, apa yang kami takutkan terjadi. Nenek meninggal."Shmily." Kata itu ditulis dengan tinta kuning pada pita-pita merah jambu yangmenghias buket bunga duka untuk nenekku. Setelah para pelayat semakin berkurangdan yang terakhir beranjak pergi, para paman dan bibiku, sepupu-sepupuku, dananggota keluarga lainnya maju mengelilingi nenek untuk terakhir kali. Kakekmelangkah mendekati peti mati nenekku lalu, dengan suara bergetar, dia menyanyiuntuk nenek. Bersama air mata dan kesedihannya, lagu itu dia nyanyikan lagu'ninabobo' dalam alunan suara yang dalam dan parau. Tergetar ole!h kesedihanku sendiri, aku takkan pernah melupakan saat itu!. Karena saat itulah, meskipun aku belum dapat mengukur dalamnya cinta mereka,aku mendapat kehormatan menjadi saksi keindahannya yang abadi.*) S-h-m-i-l-y : See How Much I Love You (Lihat, betapa aku mencintaimu)

No comments: